Cox Bazar, Bangladesh, MINA – Nasib kaum Muslimin Rohingya di pengungsian Bangladesh semakin memprihatinkan saat bulan Ramadhan saat ini.
Kesengsaraan menghinggapi sekitar 1,3 juta orang di kamp-kamp pengungsian, yang melarikan diri dari tentara Myanmar di tanah airnya sendiri . Arab News melaporkan Sabtu (19/5/2018).
“Kemarin malam saya hanya memiliki sebagian kecil sayuran dan nasi untuk sahur,” kata Abdul Latif (45), seorang pengungsi Rohingya yang tinggal di kamp pengungsi Cox Bazar bersama istrinya, tiga anak dan ibunya.
Ia membayangkan saat di kampung halamannya di Rakhine, di pantai barat Myanmar, selalu mengelola makanan yang layak untuk keluarganya.
Baca Juga: Diboikot, Starbucks Tutup 50 Gerai di Malaysia
“Ramadhan adalah bulan yang paling penting bagi kami sebagai Muslim,” lanjutnya.
Latif, tadinya adalah seorang petani sukses di Mongdu, senantiasa memberi sedekah setiap tahun selama bulan Ramadhan.
Pengungsi Rohingya telah dilarang bekerja, jadi terpaksa bergantung pada amal dan bantuan.
Marium (35), bahkan tidak dapat menemukan makanan apa pun untuk makan sahurnya pada hari pertama Ramadhan.
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
“Di sini kita menemukan kelangkaan kayu bakar. Sebagian besar waktu, saya memasak hanya sekali sehari dan menyiapkan cukup nasi untuk dua kali sehari,” katanya.
Musim panas menyengat saat ini mereka tidak menyimpan beras dan hanya minum segelas air untuk sahurnya. (T/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina