Fishers, Indiana, 29 Muharram 1436/ 22 November 2014 (MINA) –- Kaum muslim Indiana, Amerika Serikat, menggelar shalat jenasah untuk Abdul Rahman Kassig, yang dulu bernama depan Peter, dan menjadi korban pemenggalan militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) setelah diculik selama setahun.
Kassig masuk Islam selagi disandera. Keluarganya mengatakan dia tulus masuk Islam yang justru telah dimulainya sebelum disandera ISIS.
Sahabat dan keluarga dari berbagai keyakinan menghadiri acara pemakaman di Fishers, Indianapolis, itu yang diantaranya dihadiri cendekiawan muslim dan ulama Suriah yang mengasingkan diri di AS, Shaykh Muhammad al-Yaqoubi, yang juga mantan imam besar Masjid Jami Umayyah di Damaskus, Antaranews yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan.
“Dia telah mengambil risiko demi membantu rakyat Suriah, dengan menawari mereka bantuan,” kata al-Yaqoubi.
Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris
Dia menyampaikan bela sungkawa kepada keluarga Kassigs dengan menyebut putera mereka itu pahlawan besar “yang dengan hatinya telah mempraktikkan prinsip-prinsip Islam sebelum menjadi muslim.”
Orang tua Kassig, Ed dan Paula Kassig menghadiri acara pemakaman itu.
Selama disandera, keluarga Kassig berulang kali meminta ISIS berbelas kasihan kepada anaknya itu yang menjadi sandera kelima Eropa atau Amerika yang dibunuh oleh ISIS.
Keluarga Kassig mengatakan mereka mengadopsi Kassig begitu dia lahir.
Baca Juga: Mahasiswa Yale Ukir Sejarah: Referendum Divestasi ke Israel Disahkan
“Kami telah selalu, dan akan selalu, berterimakasih bahwa ibu kandungnya, Rhonda Schwindt, karena telah memilih kami menjadi orang tua dia,” kata mereka. “Kami tahu bahwa dia (Rhonda) dan saudara-saudara Peter, yakni Jana dan Sam Schwindt, berbagi duka kami.”
Kassig adalah pekerja kesehatan dan mantan tentara khusus AS Ranger yang bertugas di Irak pada 2007. Dia kembali ke Timur Tengah pada 2012 sewaktu musim libur kuliah di mana dia mengambil jurusan ilmu politik.
Tergerak oleh penderitaan pengungsi Suriah, dia pergi ke Lebanon dan menjadi relawan sebagai petugas kesehatan darurat.
Dia kemudian mendirikan sebuah organisasi bantuan yang menyediakan makanan dan suplai obat-obatan untuk para pengungsi korban konflik Suriah yang sudah menelan korban 200 ribu jiwa dan jutaan lainnya tercerai berai itu.
Baca Juga: Israel Caplok Golan, PBB Sebut Itu Pelanggaran
Shalat jenazah juga akan diadakan, Sabtu, di Indianapolis. Acara pemakaman akan diadakan Minggu di Universitas Butler di Indianapolis di mana Kassig berkuliah.(T/P009/R03)
Mi’raj islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: AS Tolak Laporan Amnesty yang Sebut Israel Lakukan Genosida di Gaza