Oleh Ismi Wardatun Naimah, Mahasiswi Jurusan Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Lampung.
Di era modern ini, banyak generasi Islam yang terpengaruh oleh budaya Barat, mereka menganutnya sebagai budaya dan tidak lagi mempedulikan aturan-aturan Allah. Terlena dengan kemewahan dunia, sehingga melupakan jati dirinya sebagai seorang Muslim. Seperti halnya cara berpakaian yang tidak lagi sesuai dengan syari’at Islam dan tingkah laku buruk yang mereka lakukan akibat dampak dari pergaulan yang tidak baik.
Sebagaimana sabda Rasul dalam sebuah hadist
ضَبٍّ جُحْرِ فِي دَخَلُوا لَوْ حَتَّى بِذِرَاعٍ وَذِرَاعًا بِشِبْرٍ شِبْرًا قَبْلِكُمْ مِنْ الَّذِينَ سَنَنَ لَتَتَّبِعُنَّ
Baca Juga: [Hadits Al-Arbain ke-24] Tentang Haramnya Berbuat Zalim
فَمَنْ قَالَ وَالنَّصَارَى آلْيَهُودَ ,اللَّهِ رَسُولَ يَا قُلْنَا لَاتَّبَعْتُمُوهُمْ
Rasulullah Shallallahu ‘Alailhi Wasallam bersabda, “Sungguh, kalian benar-benar akan mengikuti kebiasaan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sehingga sekiranya mereka masuk ke dalam lubang biawak sekalipun kalian pasti akan mengikuti mereka.” Kami bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah mereka itu kaum yahudi dan nasrani?” Beliau menjawab, “Siapa lagi kalau bukan mereka?” (HR. Musim)
Karena alasan itu, maka diperlukan pergaulan yang baik untuk menghindari penularan budaya-budaya yang bertentangan dengan Islam, diperlukan teman dan sahabat yang baik, selalu mendorong kepada kebaikan. Adapun terhadap muslimah lain yang berperilaku tidak Islami, maka seorang muslimah hendaknya bisa mengajak mereka kembali kepada kebenaran, bukan malah ikut terjerumus. Jika tidak, berhati-hati dalam memilih teman. Lebih baik memiilih teman yang baik jika belum bisa membentengi diri bila berada di dekat mereka.
Memilih teman bukan hal yang remeh. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
Baca Juga: Bantuan Pangan untuk Palestina
مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ طَيِّبَةً وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً
“Sesungguhnya perumpamaan teman yang baik dan teman yang jahat adalah seperti pembawa minyak wangi yang mngkin akan mencipratkan minyak wanginya itu atau engkau membeli darinya atau engkau hanya akan mencium aroma harumnya. Sedang peniup api tukang besi mungkin akan membakar bajumu atau engkau akan mencium darinya bau yang tak sedap.” (HR. Bukhari, kitab Buyuu’, fathul Bari4/323 dan Muslim kitab Albir 4/2026).
Hadis di atas menggambarkan teman yang baik sebagai penjual minyak wangi dan teman yang tidak baik sebagai tukang besi. Jika kita berteman dengan penjual minyak wangi (orang yang shalehah) kita akan mendapat kebaikan darinya dengan berbagai macam cara. Mungkin ia akan memberikan wangi-wangian (kebaikan) pada tubuh kita secara suka rela, atau kita yang membeli wangi-wangian itu (kita mengambil ilmu darinya, meminta nasehat dan lain sebagainya), atau mungkin hanya mencium harumnya yang membuat kita nyaman berada di dekatnya, sehingga kita ingin terus menghirup aroma wangi itu dan enggan beranjak mencari kehidupan yang lain (terjaga dari keburukan).
Sebaliknya, jika kita berteman dengan tukang besi tidak lain yang kita dapat hanyalah bau yang tidak sedap dan percikan api yang akan merusak pakaian kita atau bahkan melukai tubuh kita. Mungkin kita tidak membantunya memandai besi, tapi bau asapnya akan menempel pada tubuh kita dan percikan apinya akan membakar pakaian kita, semakin dekat dengannya, semakin besar percikan api yang bisa membakar pakaian kita.
Baca Juga: Keutamaan Menulis: Perspektif Ilmiah dan Syari
Khalifah Ali pernah berkata, “Bersahabat dengan orang yang durjana akan mengakibatkan kesengsaraan tak ubahnya seperti angin yang menyapu bangkai dan menyebarkan bau busuk bersamanya.”
Riwayat di atas mengingatkan kita tentang bahaya dan kerugian yang ditimbulkan jika kita bersahabat dengan orang jahat. Manusia bukanlah benda mati yang tidak bisa terpengaruh oleh perbuatan, perkataan dan sifat orang lain yang ada di sekitanya. Semua itu akan berpengaruh tanpa kita sadari.
Oleh karena itu, kita sebagai remaja Muslim harus cerdas dalam memilih teman. Teman adalah cerminan dari diri kita. Jika kita ingin melihat bagaimana seseorang, maka lihatlah dengan siapa ia bergaul.
الْمُؤْمِنُ مِرْآةُ (أخيه) الْمُؤْمِنِ
Baca Juga: Daftar Hitam Pelanggaran HAM Zionis Israel di Palestina
“Seorang mukmin cerminan dari saudaranya yang mukmin.” (HR. Al-Bukhari (Al-Adabul-Mufrad no.239) dan Abu Dawud no.4918 (Ash-Shahihah no. 926)).
Namun seperti apa teman yang baik itu? Berikut ciri-cirinya :
- Bertaqwa. “Teman-teman karib pada hari itu saling bermusuhan satu sama lain, kecuali orang yang bertaqwa.” (Az-Zukhruf : 67)
- Dekat pada Allah dan senantiasa mengingatkan kita pada Allah.
- Mengajak kepada kebaikan.
- Menegur jika kita salah.
- Ada di kala suka maupun duka.
- Bijak dan berakal. Imam Ali As berkata, “Bersahabat dengan orang arif dan bijak akan menghidupakan jiwa dan ruh.”
- Memiliki akhlaq dan budi pekerti yang baik.
- Setia dengan tali persahabatan.
- Jujur
Sementara menurut Imam Al-Ghazali ada 12 karakter teman yang baik :
- Jika kau berbuat baik padanya maka ia juga akan melindungimu
- Jika engkau merapatkan tali persahabatan dengannya, maka ia akan membalas balik persabahabatan itu
- Jika engkau memerlukan pertolongan darinya, maka ia akan berupaya membantu sesuai kemampuannya
- Jika kau menawarka berbuat baik kepadanya, maka ia akan menyambut dengan baik.
- Jika ia memperoleh suatu kebaikan atau bantuan darimu, maka ia akan menghargai kebaikan itu.
- Jika ia melihat sesuatu yang tidak baik darimu maka ia akan menutupinya
- Jika engkau meminta sesuatu bantuan darinya, maka ia akan mengusakannya dengan sungguh-sungguuh
- Jika engkau berdiam diri (karena malu untuk meminta), maka ia akan menanyakan kesulitan yang kamu hadapi.
- Jika bencana datang menimpa dirimu, maka ia akan selalu berbuat sesuatu untu meringankan kesusahanmu itu
- Jika engkau berkata benar kepadanya, niscaya iya akan membenarkanmu
- Jika engkau merencanakan sesuatu kebaikan, maka dengan senang hati ia akan membantu rencanamu
- Jika kamu berdua sedang berbea pendapat atau berselisih paham, niscaya ia akan lebih senang mengalah untuk menjaga.
Semoga Allah menjaga kita dari buruknya pergaulan, dan menjaga kita dari buruknya teman serta diberikan kecerdasan memilih teman yang bisa saling membawa keduanya ke dalam Jannah An-Nai’m. Aamiin. (T/ism/K08/R02).
Baca Juga: Ibu Rumah Tangga Bahagia: Kunci Kesuksesan Muslimah di Rumah
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)