Forest Hill, London, 15 Rabi’ul Awwal 1438/15 Desember 2016 (MINA) – Sekelompok perempuan Muslim Inggris membagikan bunga mawar kepada publik pada Rabu (14/12) sebagai aksi damai setelah terjadinya insiden penusukan warga muslim di stasiun kereta api Forest Hill, tenggara London, dua hari sebelumnya.
Selain membagi bunga mawar kepada para pelintas di lokasi kejadian, salah satu dari tiga Muslimah muda memegang plakat bertuliskan ‘I am a Muslim, here is a rose. Love, don’t hate!’.
Gulistan Arslan (23), salah satu dari remaja Muslimah tersebut, mengatakan kepada Standard, “Kami datang untuk menyebarkan perdamaian di masyarakat dengan membagikan bunga mawar.”
“Banyak orang datang dan mendekati kami. Kami bertemu seorang wanita muda yang menyaksikan kejadian penusukan. “Dia mengatakan kepada kami apa yang kami lakukan benar-benar menyejukkan hati dan ucapannya itu membuat saya berkaca-kaca,” ia menambahkan.
Baca Juga: Wabah Kolera Landa Sudan Selatan, 60 Orang Tewas
Para pengguna Twitter mengapresiasi tanggapan tiga Muslimah itu dengan menebar pesan kebaikan dan cinta di tengah meningkatnya Islamofobia dan kejahatan atas dasar kebencian di Inggris dan kawasan Barat.
“Making Forest Hill and the world beautiful again, thank you to these wonderful girls this morning #foresthill #roses,” kicau seorang pengguna Twitter seperti dilaporkan sbtv.co.uk.
Aksi posiif itu menyusul insiden penusukan pada Senin (12/12) di sebuah stasiun kereta api di Forest Hill, sebelah tenggara London.
Pelaku bernama Adrian Brown (38) meneriakkan kata-kata “Aku ingin membunuh Muslim” ketika menyerang penumpang dengan pisau. Akibatnya seorang pria 40-an tahun mengalami luka serius sehingga dilarikan ke rumah sakit.
Baca Juga: Kedubes Turkiye di Damaskus Kembali Beroperasi setelah Jeda 12 Tahun
“Pelaku menyerang warga yang ada di stasiun secara acak sambil berteriak matilah Muslim sehingga menyebabkan kepanikan di antara penumpang yang berada di stasiun,” ujar sejumlah saksi kepada media lokal.
Sentimen anti-Muslim menunjukkan peningkatan di seluruh Eropa dan Amerika Serikat. Bahkan sebelum pemungutan suara Brexit, insiden anti-Muslim meningkat 326% dalam waktu satu tahun, menurut laporan dari kelompok Tell Mama.
Inggris adalah rumah bagi minoritas Muslim yang jumlahnya cukup besar, hampir 2,7 juta jiwa atau 5% dari populasi negara itu. Mereka terutama berasal dari India, Bangladesh, dan Pakistan, menurut statistik 2011. (P022/P2)
Miraj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: UNICEF Serukan Aksi Global Hentikan Pertumpahan Darah Anak-Anak Gaza