Jakarta, MINA – Head of Islamic Finance Refinitiv Mustafa Adil menilai bahwa Indonesia adalah salah satu negara dengan pertumbuhan tercepat, dengan aset keuangan syariah naik dari 86 miliar USD di 2018 menjadi 99 miliar USD di 2019.
“Rencana merger 3 bank HIMBARA menjadi Bank Syariah Indonesia diprediksi dapat lebih mempercepat pertumbuhan keuangan syariah Indonesia,” Mustafa dalam Webinar Internasional dengan tema “Digitilization Leading the Islamic Economy in The New Normal” secara virtual, Selasa (15/12).
Ia mengatakan, pemerintah Indonesia terus meningkatkan komitmennya di sektor takaful (asuransi syariah), yaitu dengan mengeluarkan amandemen aturan pembebasan kepemilikan saham asing di unit usaha takaful dari 80 persen menjadi lebih.
“Pemerintah Indonesia dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga telah mengeluarkan kebijakan untuk menawarkan pilihan takaful sebagai asuransi para pegawai,” katanya.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Hal ini sesuai dengan yang dituliskan Masterplan Ekonomi Syariah (MEKSI) 2019-2024. Mustafa menambahkan, Indonesia menjadi negara pertama yang menerbitkan Green Sukuk Ritel di tahun 2019. Green Sukuk tersebut digunakan sebagai sumber pembiayaan inovatif untuk proyek infrastruktur dalam negeri.
“Selain Green Sukuk Ritel, Indonesia juga menjadi negara pertama yang menerbitkan Sukuk Blockchain di sektor dana sosial keagamaan. Sukuk berbasis blockchain ini dikeluarkan pertama kali oleh BMT Bina Ummah di tahun 2019,” ujar Mustafa.
Terkait manajemen aset syariah, di tahun 2019 telah diluncurkan aplikasi model agregator bisnis untuk reksa dana syariah. Aplikasi ini bertujuan agar para manajer investasi dapat memperluas sasaran pemasaran kepada kaum milenial yang erat dengan teknologi digital.
Sementara Direktur Eksekutif KNEKS Ventje Rahardjo mengatakan, prestasi ini tentunya tak lepas dari peran seluruh pemangku kepentingan yang terus berkolaborasi, bersolidaritas dan berkomitmen tinggi dalam mendorong perkembangan industri keuangan syariah Indonesia.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Direktur Infrastruktur Ekosistem Syariah Sutan Emir Hidayat memaparkan dalam mendukung perkembangan industri keuangan syariah Indonesia, KNEKS telah merancang strategi dengan fokus pengembangan sampai dengan tahun 2024 di lima aspek,
Diantaranya, jasa keuangan syariah, keuangan sosial syariah, bisnis dan kewirausahaan syariah, industri produk halal, dan infrastruktur ekosistem syariah. Hal ini tentunya disesuaikan dengan panduan MEKSI 2019-2024 dalam rangka mewujudkan visi Indonesia sebagai pusat ekonomi syariah dunia. (L/R4/RS3)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon