Oleh: Ali Farkhan Tsani, Da’i Pesantren Al-Fatah Bogor, Redaktur Senior MINA
Hari Jumat adalah induknya hari (sayyidul ayyam) dan hari rayanya umat Islam dalam sepekan. Karena itu, banyak keutamaan yang terdapat di dalamnya. Di antara adalah waktu dikabulkannya doa. Ini seperti disebutkan di dalam sebuah hadits, ketika Rasulullah menjelaskan keutamaan Jumat untuk berdoa:
فِيهِ سَاعَةٌ لَا يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّي يَسْأَلُ اللَّهَ تَعَالَى شَيْئًا إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ وَأَشَارَ بِيَدِهِ يُقَلِّلُهَا
Artinya: “Di dalamnya (hari Jumat) ada satu waktu, jika ada seorang hamba Muslim yang berdiri melakukan shalat dan berdoa (memohon) sesuatu kepada Allah Ta’ala, kecuali Dia pasti mengabulkannya.” Beliau memberikan isyarat dengan tangannya,” (menunjukkan bahwa waktu itu sedikit). (HR Bukhari dari Abu Hurairah).
Baca Juga: Ini Doa Terbaik Dari Keluarga untuk Jamaah Yang Pulang Umrah
Adapun waktunya di antaranya disebutkan adalah antara imam duduk ketika khutbah hingga selesai menunaikan shalat Jumat.
Ini berdasarkan riwayat hadits :
هِىَ مَا بَيْنَ أَنْ يَجْلِسَ الإِمَامُ إِلَى أَنْ تُقْضَى الصَّلاَةُ
Artinya: “Waktu tersebut adalah antara imam duduk ketika khutbah hingga imam menunaikan salat Jumat.” (HR Muslim dan Abu Dawud).
Pada riwayat lain juga disebutkan, waktunya adalah sore hari ba’da shalat Ashar. Sebagaimana disebutkan di dalam hadits:
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-20] Tentang Istiqamah
يَوْمُ الْجُمُعَةِ اثْنَتَا عَشْرَةَ سَاعَةً لاَ يُوجَدُ فِيهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللهَ شَيْئًا إِلاَّ آتَاهُ إِيَّاهُ فَالْتَمِسُوهَا آخِرَ سَاعَةٍ بَعْدَ الْعَصْرِ
Artinya: “Pada hari Jumat terdapat dua belas jam (pada siang hari), di antara waktu itu ada waktu yang tidak ada seorang hamba muslim pun memohon sesuatu kepada Allah, melainkan Dia akan mengabulkan permintaannya. Oleh karena itu, carilah ia di akhir waktu setelah ‘Ashar.” (HR Abu Dawud).
Kedua waktu tersebut tentu dapat dimanfaatkan untuk berdoa. Seperti disebutkan oleh Ibnu Hajar Al-Asqalani di dalam Kitb Fathul Bari, bahwa umat Islam dapat menggabungkan kedua hadits tersebut. Mengandung makna dianjurkan untuk bersungguh-sungguh dalam berdoa pada dua waktu yang tersebut.
Isi doa bisa diambil dari Al-Quran, Al-Hadits dan atau bahasa sendiri sesuai dengan apa yang menjadi keperluan kita.
Semoga kita dapat mengambil kesempatan ini, dan semoga Allah mengabulkan doa-doa kita. Aamiin. (A/RS2/P2)
Baca Juga: Makna Mubazir dalam Tafsir Al-Isra’ Ayat 27, Mengapa Pelaku Pemborosan Disebut Saudara Setan?
Mi’raj News Agency (MINA)