Yangon, Myanmar – Hasil Penyelidikan Komisi Penyelidikan Independen (ICOE) terhadap kasus genosida tahun 2017 yang dituduhkan kepada Militer Myanmar akan dirilis bulan ini.
“Pertanggungjawaban melalui peradilan pidana domestik adalah norma,” kata Penasihat Negara Aung San Suu Kyi bulan lalu ketika ia mengambil sikap di Pengadilan Internasional di Den Haag untuk membela negara itu dari tuduhan genosida terhadap minoritas Muslim Rohingya, Aljazeera melaporkan.
Ketika berbicara kepada Pengadilan Internasional (ICJ), Aung San Suu Kyi mengatakan, penyelidikan internal oleh ICOE sedang berlangsung dan bahwa laporan Komisi itu akan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada 2017.
“Saat ini tidak ada badan pencari fakta lain di dunia yang telah mengumpulkan informasi tangan pertama yang relevan tentang apa yang terjadi di Rakhine pada 2017, dengan tingkat yang sama dengan Komisi Penyelidikan Independen,” katanya.
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
Pemerintah Myanmar sendiri telah menolak temuan PBB dan sangat membatasi kemampuan pengamat dan jurnalis netral untuk melakukan investigasi.
Zaw Htay, Juru Bicara Kantor Presiden, mengatakan, komisi itu dibuat untuk menanggapi “tuduhan palsu yang dibuat oleh Badan-Badan PBB dan komunitas internasional lainnya.”
Dalam hal ini, para aktivis dan pengamat independen pesimis tentang hasil yang akan disampaikan, meski adanya janji-janji akuntabilitas dari Pemerintah Myanmar. Ada kekhawatiran tentang independensi ICOE sejak awal.
“Kami tidak percaya Komisi Penyelidikan, yang dibentuk oleh pemerintah Myanmar atas genosida, karena pemerintah tidak tulus untuk menyelidiki kejahatan yang dilakukan terhadap komunitas Rohingya,” Khin Maung, Direktur Eksekutif Asosiasi Pemuda Rohingya, mengatakan kepada AlJazeera.
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina
Militer Myanmar telah dituduh melakukan genosida oleh PBB dan komunitas lainnya karena tindakan brutal terhadap minoritas Muslim Rohingya di negara itu, yang mendorong lebih dari 740.000 orang melarikan diri.
Laporan misi pencari fakta PBB memperkirakan setidaknya 10.000 orang telah terbunuh. (T/R7/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Filipina Kembali Dihantam Badai