Naypyidaw, 8 Rabi’ul Awwal 1438/8 Desember 2016 (MINA) – Pemerintah Myanmar menghentikan pengiriman tenaga kerjanya ke Malaysia menyusul tegangnya hubungan kedua negara setelah Perdana Menteri Najib Razak menuding terjadi “genosida” terhadap Muslim Rohingya di negara bagian Rakhine.
“Myanmar telah menghentikan sementara pengiriman tenaga kerja ke Malaysia dari 6 Desember 2016, karena situasi saat ini di Malaysia,” kata Menteri Urusan Luar Negeri Myanmar Kyaw Tin pada pernyataan pada Rabu (7/12) tanpa penjelasan lebih lanjut.
Sementara sekretaris tetap di Kementerian Tenaga Kerja dan Imigrasi Myanmar, Myo Aung, mengatakan bahwa pemerintah melakukannya karena bertujuan melindungi warganya yang ingin bekerja di Malaysia.
Selama ini, Pemerintah Myanmar mengatur pengiriman 500-700 buruh setiap pekan untuk bekerja di Malaysia, dan sekarang ada lebih dari 200.000 pekerja warga Myanmar yang bekerja secara legal di Negeri Jiran itu.
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu
Pada Rabu, para pejabat dari Kementerian Sumber Daya Manusia Malaysia menolak berkomentar kepada BenarNews, sebuah media daring yang berafiliasi dengan Radio Free Asia yang dikutip MINA.
Namun, Datuk Nur Jazlan Mohamed, Wakil Menteri Malaysia Urusan Dalam Negeri dan Keamanan Internal, mengatakan kepada harian The Sun Daily Malaysia bahwa negara itu akan terus menerima warga negara Myanmar yang ingin bekerja di sana.
Menurutnya tidak ada kesepakatan antara kedua negara mengenai pasokan tenaga kerja. (T/P001/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Guido Crosseto: Kami akan Tangkap Netanyahu Jika Berkunjung ke Italia