Mon, MINA – Pihak berwenang Myanmar menangkap hampir 150 orang Rohingya yang diduga mencoba melarikan diri dari negara tersebut, kata seorang pejabat pada hari Selasa (15/8), Arab News melaporkan.
Rohingya yang sebagian besar Muslim, di Myanmar dianggap sebagai penyusup dari Bangladesh. Mereka ditolak kewarganegaraannya dan memerlukan izin untuk bepergian.
Militer melancarkan tindakan keras terhadap Rohingya pada tahun 2017. Setiap tahun, ribuan orang mempertaruhkan nyawanya untuk melakukan perjalanan berbahaya dari kamp-kamp di Bangladesh dan Myanmar untuk mencapai Malaysia dan Indonesia yang mayoritas Muslim.
Sebanyak 127 pria Rohingya dan 18 wanita ditangkap pada hari Jumat (11/8) di dekat desa Waekhami di negara bagian selatan Mon.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
“Mereka telah ditahan sejak itu dan sedang diselidiki sesuai dengan undang-undang imigrasi,” kata Aung Myat Kyaw Sein, juru bicara Dewan Administrasi Negara Bagian Mon.
Myanmar menghadapi tuduhan genosida di pengadilan tinggi PBB setelah tindakan keras tahun 2017, yang menyebabkan ratusan ribu orang melarikan diri ke Bangladesh.
Pekan lalu, sebuah kapal yang membawa sekitar 50 orang Rohingya terdampar di laut lepas pantai Myanmar. Tim penyelamat telah menemukan 17 jenazah, sisanya masih hilang.
Bangladesh dan Myanmar telah membahas upaya untuk mulai memulangkan pengungsi Rohingya, meskipun seorang utusan senior hak asasi manusia AS mengatakan bulan lalu bahwa kondisinya tidak aman untuk kepulangan mereka.
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu
Myanmar berada dalam kekacauan sejak pemerintahan sipil Aung San Suu Kyi digulingkan dalam kudeta militer pada Februari 2021, mengakhiri periode singkat demokrasinya. (T/RI-1/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Guido Crosseto: Kami akan Tangkap Netanyahu Jika Berkunjung ke Italia