Renungan Zanjabil #52
Oleh Prof. Madya Dr. Abdurrahman Haqqi, Fakultas Syariah dan Hukum Universiti Islam Sultan Sharif Ali (UNISSA) Brunei Darussalam
“WAHAI matahari, sesungguhnya engkau hanya mengikuti perintah Allah Subhanahu Wa Ta’ala, begitu pula aku. Aku bersujud mengikuti perintah-Nya. Ya Allah, tahanlah matahari itu untukku agar tidak terbenam terlebih dahulu,” ucap Nabi Yusya’ bin Nun AS pada suatu hari Jum’at ketika dalam peperangan membuka Baitul Maqdis. Matahari pun lockdown tertahan pada tempatnya.
Pada hari itu matahari mulai menyembunyikan dirinya. Hari hampir petang, namun peperangan belum juga usai. Esok hari Sabtu akan segera tiba dan dalam ajaran mereka ketika itu peperangan dilarang pada hari Sabtu. Maka doa di atas dipanjatkan oleh Nabi Yusya’ AS.
Baca Juga: [Hadist Arbain ke-5] Tentang Perkara Bid’ah
Itulah mukjizat Nabi Yusya’. Dikabulkan permintaan tersebut oleh Allah SWT. Matahari tersebut tertahan hingga Nabi Yusya’ dan Bani Israil mendapatkan kemenangan mereka. Setelah itu, barulah bulan mulai menampakkan wajahnya. Sungguh suatu kejadian yang sangat besar, bahkan Allah tak pernah menahan matahari kecuali hanya karena permintaan Nabi Yusya’ seperti disebutkan dalam hadis di bawah.
Nabi SAW bersabda mafhumnya: “Sesungguhnya matahari itu tidak pernah tertahan tidak terbenam hanya kerena seorang manusia kecuali untuk Yusya’. Yakni pada malam-malam dia berjalan ke Baitul Maqdis (untuk jihad).” (HR Ahmad)
Nabi Musa AS dan Nabi Harun AS bersama Bani Israil selama 40 tahun tidak berjaya masuk ke Baitul Maqdis. Ini kerena sebagaimana sabda Rasulullah SAW mafhumnya: “Tiada seorang pun dari penyembah anak lembu akan memasuki Baitul Maqdis.” Bani Israil yang bersama Musa dan Harun masih wujud orang-orang yang menyembah anak lembu.
Bani Israil yang bersama Yusya’ adalah generasi baru di mana semua yang menyembah anak lembu sudah tiada.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-4 ] Proses Penciptaan Manusia dan Takdir dalam Lauhul Mahfuzh
Nabi Yusya’ lebih memberi perhatian terhadap kualiti pasukan perangnya. Baginda telah mengasingkan tenteranya dari mereka yang hatinya terikat dengan urusan dunia.
Rasulullah SAW bersabda mafhumnya: “Salah seorang nabi telah berperang. Dia berkata, ‘Jangan mengikutiku orang yang menikahi wanita sementara dia hendak membina rumah tangga dengannya namun belum sempat, dan tidak juga mereka membina rumah tapi belum siap atapnya, dan tidak pula mereka membeli kambing atau unta betina bunting sementara dia menunggu kelahirannya.” (HR. Muslim)
Setelah berjaya menang, Nabi Yusya’ AS meminta agar semua harta pampasan perang dikumpulkan untuk dibakar oleh api langit. Ini kerena Allah SWT tidak menghalalkan harta pampasan perang bagi umat mana pun sebelum Nabi Muhammad SAW.
Harta pampassn pun sudah dikumpulkan. Namun harta tersebut tak terbakar oleh api. Kemudian Nabi Yusya’ meminta kaumnya untuk bersumpah kerena hal itu. Barulah diketahui bahawa di antara pasukan baginda, terdapat orang-orang yang menyorok emas sebesar kepala lembu. Mereka yang berkhianat mengembalikan harta yang diambil lalu api akhirnya dapat membakar seluruh harta pampasan perang tersebut.
Baca Juga: [Hadist Arbain ke-3] Rukun Islam
Selepas itu, 27 tahun Nabi Yusya’ menemani Bani Israil tinggal di Baitul Maqdis dengan mengamalkan kitab Taurat. Kemudian baginda meninggal dunia dalam umur 127 tahun. Alaihissalam
Wallahu a’lam. Semoga bermanfa’at.
Bandar Seri Begawan, 10/05/2020. (A/DS/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-2] Rukun Islam, Iman, dan Ihsan