PALESTINA bukan sekadar tanah suci, tetapi simbol perlawanan terhadap ketidakadilan dunia. Di setiap tetes darah yang tumpah di Gaza, kita menyaksikan keberanian yang tak tergoyahkan. Anak-anak yang kehilangan keluarga tetap tersenyum dengan iman yang kokoh. Mereka mengajarkan kita arti keteguhan yang sesungguhnya.
Rakyat Palestina hidup di bawah penjajahan yang telah berlangsung puluhan tahun. Rumah-rumah mereka dihancurkan, tanah mereka dirampas, dan kebebasan mereka direnggut. Namun, mereka tetap berdiri tegak, menolak menyerah pada kesewenang-wenangan. Inilah wajah sejati keberanian yang menggetarkan hati dunia.
Setiap kali dunia mencoba melupakan Palestina, suara jeritan anak-anak Gaza kembali mengingatkan kita. Mereka tidak meminta belas kasihan, hanya menuntut hak yang paling mendasar: hidup merdeka. Dan ironisnya, dunia yang berteriak tentang hak asasi manusia sering kali bungkam ketika menyaksikan penderitaan mereka.
Perlawanan rakyat Palestina adalah nafas perjuangan umat Islam. Selama Masjid Al-Aqsha terus dijajah, umat Islam tidak akan pernah tenang. Karena di sanalah kiblat pertama kita, tanah suci yang diberkahi, tempat Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW. Perjuangan mereka adalah bagian dari iman kita.
Baca Juga: Penjajahan di Palestina: Potret Perjuangan Panjang yang Juga Pernah Dirasakan Indonesia
Setiap batu yang dilempar anak Palestina adalah simbol harga diri umat manusia. Di balik tangan kecil yang rapuh, tersimpan kekuatan keyakinan yang tak bisa dikalahkan senjata modern. Mereka mungkin tak punya tank atau pesawat, tetapi mereka punya doa dan keyakinan yang lebih kuat dari baja.
Darah para syuhada Palestina mengalir menjadi tinta sejarah perlawanan. Mereka gugur, bukan karena kelemahan, tetapi karena memilih kehormatan daripada penindasan. Dunia mungkin menutup mata, tetapi Allah mencatat setiap pengorbanan mereka. Dan yakinlah, setiap tetes darah itu akan menjadi cahaya kemenangan di masa depan.
Kita, sebagai umat Islam, tidak boleh hanya menjadi penonton. Doa, dukungan, bahkan sekecil apapun kepedulian kita, adalah bagian dari jihad melawan penindasan. Diam adalah pengkhianatan, sedangkan kepedulian adalah bentuk iman. Palestina adalah ujian bagi nurani kita semua.
Ada banyak negara yang berkhianat, ada pula yang menutup mata demi kepentingan politik dan ekonomi. Namun, rakyat kecil di berbagai belahan dunia tetap berdiri bersama Palestina. Dari jalan-jalan Jakarta hingga London, dari masjid-masjid kecil hingga aula PBB, suara “Free Palestine” terus menggema, menembus dinding kebisuan.
Baca Juga: Solidaritas Umat Islam Sejak Awal Kemerdekaan Indonesia
Perlawanan Palestina bukan hanya milik mereka, melainkan milik seluruh umat manusia yang masih memiliki hati nurani. Mereka berdiri di garis depan melawan penjajahan modern, sementara kita diamanahkan untuk terus menyuarakan kebenaran. Palestina adalah cermin: apakah kita masih peduli atau sudah mati rasa.
Nafas perjuangan rakyat Palestina akan terus hidup, selama masih ada satu jiwa yang menolak tunduk pada penjajahan. Mereka mengajarkan kepada kita arti keberanian, keteguhan, dan keyakinan kepada janji Allah. Dan pada akhirnya, kemenangan bukan soal senjata, tetapi soal siapa yang bertahan dengan iman. Palestina adalah janji Allah, dan kemenangan pasti akan tiba.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Ambisi “Israel Raya” Netanyahu, Bahaya Bagi Palestina, Ancaman Bagi Dunia