Oleh: Shobariyah Jamilah/Wartawati Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Pada ujian nasional tahun 2005, MTs Nahdlatul Ulama (NU) di Pakis, Malang, Jawa Timur, hanya bisa meluluskan 8 siswa dari 55 siswa kelas IX. Kepercayaan kepada sekolah itu menurun drastis. Di puncak krisis kepercayaan masyarakat inilah, Najmah Katsir, wanita kelahiran di Malang jawa Timur 12 Juni 1968, hadir menjadi Kepala Sekolah yang menghidupkan sekolah yang hampir mati tersebut.
Kala itu, MTs NU Pakis memiliki label kuat “La yamutu wala yahya. Tidak bermutu dan tidak memiliki biaya?”. Naj’mah yang baru beberapa bulan menjadi guru bantu atau DPK tidak putus asa saat mengetahui dirinya secara aklamasi terpilih sebagai Kepala Sekolah.
Satu hal yang membuat Naj’mah masih optimis kala itu. MTs NU Pakis sudah cukup tua sejak beroperasi tahun 1967 dan berada di lingkungan warga NU (Nahdliyin), lagipula sebenarnya madrasah ini sudah memiliki hati di tengah masyarakat.
Baca Juga: Di Balik Hijab, Ada Cinta
“MTs NU memiliki potensi untuk berbenah bahkan berprestasi di kemudian hari.” Keyakinan itulah yang terus memacu Naj’mah untuk terus meningkatkan kapasitas dan kualitas siswa yang hanya tinggal 152 orang.
Tak mudah memang di akui Naj’mah berbenah dari mulai administrasi yang tidak tertata, semangat siswa yang tinggal sisah karena harus masuk siang (harus berbagi tempat dengan MI), dan guru-guru yang hanya menerima apadanya.
Langkah pertama yang dibangun Naj’mah di kalangan guru dan siswa ada tiga hal; keyakinan, percaya diri dan semangat.
Memulai Gebrakan
Baca Juga: Menjadi Pemuda yang Terus Bertumbuh untuk Membebaskan Al-Aqsa
Langkah kongkrit Naj’mah terlihat dari group drum band beberapa bulan kemudian yang berkeliling kampung, berbarengan dengan launching seragam baru para siswa.
Setelah itu, tidak boleh ada siswa yang datang kesiangan. Rupanya di sinilah kecerdikan Naj’mah. Para siswa tidak akan malas-malas lagi jika mereka memiliki kegiatan yang disukai dan membuat mereka sibuk. Yang lebih penting dari berbagai kegiatan adalah membuat anak-anak percaya diri.
Satu tahun berlalu, dimulailah event kompetisi pertama ajang Pramuka se-Malang Raya. Tak banyak yang dituntut Naj’mah pada siswanya. Tak harus menang katanya. Cukup mereka tahu bagaimana berhadapan dengan sekolah-sekolah lain. Praktis, event pertama itu tak membuahkan apa-apa.
Namun pada ajang-ajang yang sama berikutnya pantang MTs NU Pakis tak membawa Tropi piala. Hingga saat ini sosok kepala sekolah yang dicintai siswa dan masyarakat itu menargetkan 100 tropi dalam setahun.
Baca Juga: Muslimat Pilar Perubahan Sosial di Era Kini
Menciptakan Lingungan yang Bersih dan Higinis
Naj’mah adalah sosok guru yang sedari awal sudah mempunyai mental disiplin. Langkah berikutnya yang ia lakukan adalah membereskan kamar kecil. Jagan sampai ada toilet yang kotor dan Bau. Tukang kebun dengan gaji diatas Kepala Sekolah mungkin baru bisa ditemui di MTs NU Pakis ini. Praktis setelah itu, tag lines: Clean dan hygienis menjadi sakral di lingkungan keluarga besar MTs NU Pakis itu.
Tak berhenti di situ, tak puas dengan bersih, revolusi hijau dilakukan. “Saya tidak ingin ya, identik hijau NU itu hanya dalam cat tembok sekolah ini. Gerakan hijau harus benar-benar disuguhkan oleh tumbuhan dengan back to natural,” katanya. Ia sukses meramaikan lingkungan madrasah dengan aneka tumbuhan.
Target berikutnya adalah menghilangkan prilaku warga MTs NU “semau gue” atau seenaknya sendiri, dalam hal apapun tanpa terkecuali. Merokok dalam hal ini yang paling tidak disuka oleh Naj’mah. Sukar dan sulit memang.
Baca Juga: Tujuh Peran Muslimah dalam Membela Palestina
“Saya tidak melarang, cukup tidak merokok didepan saya dan murid. Tapi setiap saat saya keliling,” ungkapnya sebarengi tawa. Jelas saja, No Smoking kemudian menjadi budaya dengan sendirinya. Bagaimana tidak, merokok di depan kepala sekolah tidak mudah bagi guru-guru cowok karena hampir tiap menit Kepala Sekolah satu ini keliling.
Tak mudah memang di akui Naj’mah berbenah dari mulai administrasi yang tidak tertata, semangat siswa yang tinggal sisa karena harus masuk siang (harus berbagi tempat dengan MI), dan guru-guru yang hanya menerima apa adanya.
Langkah pertama yang dibangun Naj’mah di kalangan guru dan siswa ada tiga hal; keyakinan, percaya diri dan semangat.
Lingkungan yang kondusif sudah terbangun, selanjutnya prestasi harus terukur. Begitulah target sosok Naj’mah Katsir.
Baca Juga: Muslimah dan Masjidil Aqsa, Sebuah Panggilan untuk Solidaritas
Revolusi Pembangunan
Mimpi yang dibarengi usaha menjadi keyakinan tersendiri bagi Naj’mah bahwa Tuhan akan selalu mewujudkannya. Tak pelak, hari yang penting yang membawa ekspansi wilayah MTs NU pun tak akan pernah dilupakan Naj’mah dan team guru. Tamu bule tiba-tiba mendatangi MTs NU yang tak lain dari Bank Pembangunan Asia, Asia Development Bank (ADB). Belakangan Naj’mah tau, ADB bekerja sama dengan Departemen Agama (sekarang kementrian Agama) meluncurkan program Madrasah Education Development Project (MEDP).
Dengan kerja keras dan kepandaiannya bantuan yang dikucurkan sebesar Rp. 1,250 Milyar digunakannya se-efisien mungkin tanpa tergoda korupsi.
Namun justru pada tahap inilah, Naj’mah, para guru dan pengurus MTs NU diuji, keikhlasan dan ketulusannya dalam mengabdi. Sebelum pencairan dana, semua guru sepakat untuk ekspansi wilayah, namun uang siapa yang akan dibuat untuk membeli tanah? Mengingat dana bantuan tidak bisa dipergunakan membeli tanah.
Baca Juga: Penting untuk Muslimah, Hindari Tasyabbuh
Di sinilah Najmah memberanikan diri mengajak para pengurus untuk iuran atau urunan. Niat baik Najmah tersebut disambut baik oleh dewan pengurus salah satunya Bapak Lukman Hakim (Adik kandung Bapak Syamsul Hadi, yang sekarang menjadi ketua pengurus) memberi Rp. 25 juta. Pak Mahmud pun membayar iuran dengan jumlah yang sama. Sisanya adalah urunan para guru dan menggerakkan sadar infaq.
Sungguh upaya dan kekompakan yang luar biasa, terbelilah tanah warisan H. Rouf, yang tidak jauh dari Madrasah yang tidak lain waqaf dari beliau. Tanah seluas 750 meter persegi terbeli dengan lancar, dan Naj’mah hanya menunggu cairnya ADB untuk mewujudkan memiliki ruang terpisah dengan Madrasah dengan semangat memperbaiki semangat guru dan siswa didik nantinya.
Hari bahagia itu tiba, pencairan pertama sebesar Rp. 800 juta, digunakan untuk membangun 2 ruang kelas, 1 ruang laboratorium IPA, dan 1 ruang UKS.
Gong pembangunan itu dimulai dengan tumpengan, suasana haru, syukur, dan penuh harap itu dirasakan bersama. Dan tidak disangka-sangka Naj’mah diminta untuk melakukan ritual peletakan batu pertama, dia merasa tidak pantas tapi keadaan sudah mendesaknya, sambil menitikkan air mata bahagia, dia melaksanakan dengan penuh suka cita.
Baca Juga: Peran Muslimat dalam Menjaga Kesatuan Umat
Diawali prestasi di setiap kompetisi, Naj’mah menumbuhkan rasa percaya diri dan menciptakan citran MTs NU yang baik di masyarakat. Keyakinan akan terus maju ahirnya menjadi keyakinan bersama dari rasa percaya diri tersebut, karyalah buah dari kerja keras Naj’mah yang tidak henti-henti mendapatkan penghargaan yang layak. Pengurus dan tenaga didik menjelma menjadi team hebat. Puncaknya, terhitung sejak 43 tahun berkiprah, madrasah yang merupakan ikhtiyar santri NU itu, lebih diseriusi dengan cara masuk pagi.
Tidak ada lagi murid tidur di kelas, tidak ada lagi guru kecapean karena harus berbagi tenaga samba mengajar dipagi harinya. Semua serba fresh, dari kerja keras inilah MTs NU berbenah dari sebelumnya terakreditasi B mendapatkan Akreditasi yang layak menjadi A. MTs ini tidak lagi menjadi second option.
Hasil yang nyata telah dibuktikan Naj’mah, kualitas guru yang terus didorong prouktif menghasilkan lulusan-lulusan terbaik dan berprestasi, sungguh Cita yang mulanya adalah Mimpi, “Kenapa sih mbak takut bermimpi, toh bermimpi itu tidak bayar, baru setelah itu harus dibarengi dengan usaha” paparnya dengan senyum merekah.
Menyekolahkan Guru, Memenangkan Lomba Leadership Madrasah
Baca Juga: Derita Ibu Hamil di Gaza Utara
Masa-masa berikutnya semakin mudah, hingga cairnya dana tahap ke tiga ADB untuk menggenapi Rp. 1.250 Milyar, rupanya keberkahan atas kinerja team benar-benar menuai hasilnya.
Setelah tuntas terealisasikan semua penggunaan dana berikut perencanaan pembangunannya, MTs NU Pakis mendapatkan penilaian Excelent dari ADB, yang menyatakan terbaik nasional dari 500 Madrasah sasaran MEDP se-Indonesia, tak tanggung-tanggung hadiahnya 1 Milyar yang diperuntukkan untuk pembangunan fisik melengkapi fasilitas kelas berbasis tecno class, pelatihan guru Matematika tingkat Nasional.
Keberkahan itu terus beruntun. Puncaknya, Najmah Katsir yang membawa MTs NU semakin di depan dan mendapatkan banyak penghargaan. Najmah sendiri memenangkan Lomba Leadership Madrasah Tingkat Nasional Tahun 2012, atas prestasi makalahnya berjudul “Keniscahyaan MTs NU Pakis menuju Madrasah Kompetitif dan Saintifik Melalui Kepemimpinan yang Efektif,” ujar Ibu dari dua anak tersebut.
Menurutnya, pembangunan fisik harus sebangun dengan peningkatan kualitas guru, seketika tiga guru dikuliahkan S-I di Universitas Negeri Malang; Tri Agung Yoga Prasojo guru prodi Matematika, Nasai guru prodi Bahasa Indonesia dan Abdul Rokim guru prodi Bahasa Inggris, “Team itu harus kuat, sistem itu harus mantab dengan kualitas yang ter up–grade,” kata Najma.
Baca Juga: Kiat Menjadi Muslimah Penuh Percaya Diri
Menurut Naj’mah, sosok kepala sekolah itu harus visioner, dia harus mampu menwarkan konsep dan sistem yang berjalan. Agar jika suaktu-waktu Naj’mah tidak ada, sistem itu akan berjalan apik dengan sendirinya. Untuk membenahi MTs NU Pakis dari tidak memiliki apa-apa dengan guru yang minim semangat, siswa yang nyaris hanya mengincar Ijasah dan laporan-laporan yang tidak ada ujungnya alias amburadul tidak harus dipikir jelimet. Cukup memilih orang yang mau bekerja, membangun mental untuk terus berkarya itu sudah cukup. Sumberdaya manusianya dulu yang harus dibenahi terlebih dahulu menurutnya.
Ketegaran dan istiqomah Naj’mah sungguh bisa dibanggakan di kancah Nasional. Tidak banyak kata-kata kedisiplinan, kebersihan atau sebagainya di sekolah tersebut, namun semuanya terbangun atas kecenderungan pribadi masing-masing.
Slogan, Ubudiyah Istiqomah, Akademik Istimewa, Non Akademik Luar Biasa menjadi kekuatan dialam bawah sadar masing-masing insan di sekolah tersebut.
Pukul 06.30 pagi, semua siswa sudah berkumpul di Aula untuk sholat Dhuha, selepas itu satu hingga dua siswa naik ke podium untuk berkultum secara bergantian tiap harinya, siang sholat berjama’ah dilanjutkan hafalan ayat, Asar berjama’ah dan kemudian pulang membawa berkah. Itulah rutinitas yang dibangun yang sekarang tanpa aba-aba sudah langsung bisa bergerak dengan sendirinya, tidak perlu banyak peraturan namun kesadaran dan Inovasi sudah terbangun sedari awal. Tentu tanpa mengenyampingkan prestasi akademik dan non akademik.
Baca Juga: Fitnah Medsos yang Perlu Diwaspadai Muslimah
Sudah ratusan Tropi diperoleh oleh MTs NU, baik dalam olimpiade Matematika, Ipa, Dai tingkat Nasional, Mading Juara I Nasional, Pramuka yang tidak pernah ketinggalan hingga Music yang selalu menjadi unggulan. Maka bukan utopis sekarang Naj’mah selalu menyemangati siswa-siswi didiknya bahwa tiap tahun minimal harus 100 Tropi diperoleh.
Naj’mah memang tipikal akademik sejati yang tidak pernah puas akan pencapaian yang telah ia raih, kedepan mimpinya adalah membangun Asrama untuk siswa dan MA Hafidz, karena nampaknya sosok cantik satu ini melihat potensi-potensi itu ada dan patut dibina dengan baik untuk selanjutnya dikembangkan.
Prestasi Najmah
Pendidikan Najmah berlanjut, SI Sastra Indonesia di IKIP Malang, kemudian Program Magister Pendidikan Bahasa Indonesia di Universitas Islam Malang tahun 2007, dan ditahun 2009 ia melanjutkan S3nya pada jurusan yang sama di UM.
Sejak 1988 hingga 2005 ia mengajar matapelajaran Bahasa Indonesia di SMP NU Pakis Malang. Tahun 2005 ia diangkat sebagai PNS /Guru Departemen Agama dan dipekerjakan (DPK) di MTs NU untuk mengajar matapelajaran yang sama. Hingga menjadi Kepala Sekolah dipertengahan 2005.
Di tengah kesibukannya dinas sebagai guru dan kepala madrasah serta Studi S3. Dia diberi amanat untuk mengembangkan program pengembangan madrasah (MEDP-ADP kementria agama RI) di MTs NU Pakis Malang. Ia berhasil menyusun rencana pengembangan madrasah yang berbentuk Madrasah Development Plan (MDP) tahun 2009 sampai 2012 telah diberi predikat Excellent untuk implementasi program pengembangan dari 500 madrasah se-Indonesia oleh Asia Deveopment Bank (ADB).
Pada ahir 2012 Najmah menulis artikel berjudul Keniscayaan MTs NU Pakis menuju madrasah kompetitif dan saintifik dengan kepemimpinan Efektif. Ia dinobatkan menjadi juara satu tingat nasional dalam lomba Leadership Madrasah oleh Kementrian Agama.pada tahun 2013 hingga 2015. Ia juga menjadi anggota tim penyusun modul untuk pengembangan keprofesionalan berkelanjutan kepala sekolah (PKB-KS SMP/MTs) di pusbangtendik kemendikbud Republik Indonesia. (T/P005/P2)
- Bahan tulisan dari Ditjen. Pendidikan Islam Kemenang.
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)