Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

NASIB ASSAD ADALAH “GARIS MERAH” BAGI IRAN

Rudi Hendrik - Ahad, 6 Desember 2015 - 22:27 WIB

Ahad, 6 Desember 2015 - 22:27 WIB

498 Views

Ali Akbar Velayati, Penasehat Tinggi Kebijakan Luar Negeri untuk Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei. (Foto: Press TV)
Ali Akbar Velayati, Penasehat Tinggi Kebijakan Luar Negeri untuk Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei. (Foto: Press TV)

Ali Akbar Velayati, Penasehat Tinggi Kebijakan Luar Negeri untuk Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei. (Foto: Press TV)

Teheran, 24 Safar 1437/6 Desember 2015 (MINA) – Pejabat Iran mengatakan pada Ahad (6/12), masa depan Presiden Suriah Bashar Al-Assad adalah “garis merah” bagi Teheran.

Ali Akbar Velayati, Penasehat Tinggi Kebijakan Luar Negeri untuk Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, mengatakan, nasib Assad hanya dapat ditentukan oleh rakyat Suriah. Al Jazeera memberitakannya yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Masa kekuasaan Assad telah menjadi titik terbesar dalam pembicaraan yang bertujuan mencari solusi atas perang saudara yang sudah hampir lima tahun dan telah menewaskan lebih dari 200.000 orang serta jutaan rakyatnya mengungsi.

Bashar Al-Assad adalah garis merah bagi Republik Islam Iran, karena ia terpilih sebagai presiden oleh rakyat Suriah,” kata Velayati.

Baca Juga: Dua Tentara Cadangan Israel Ditangkap Atas Dugaan ‘Mata-Mata Iran’

“Rakyat Suriah harus memutuskan nasib mereka sendiri dan tak seorang pun di luar perbatasan Suriah dapat memilih untuk rakyat Suriah,” tegasnya.

Iran selaku pendukung utama Presiden Suriah telah menolak upaya para pemimpin regional dan sekutu Barat mereka untuk menggulingkan Assad.

Assad yang kehilangan wilayah yang luas dan telah direbut oleh oposisi bersenjata, menerima dukungan setelah Rusia memulai serangan militernya di Suriah pada akhir September untuk mendukung pasukan rezim.

Rusia telah mengebom kelompok Islamic State (ISIS/Daesh) dan oposisi yang didukung Barat, sementara koalisi pimpinan Amerika Serikat telah melancarkan kampanye udara terhadap ISIS di Suriah dan Irak.

Baca Juga: POPULER MINA] Trump Usul Relokasi Warga Gaza ke Indonesia dan Pertukaran Sandera

Namun, beranjak dari peristiwa serangan di Paris, fokus internasional telah bergeser jauh dari Presiden Suriah yang terkepung berbelok ke arah cara mengalahkan ISIS. (T/P001/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Turkish Airlines Kembali Terbang ke Suriah setelah 11 Tahun

Rekomendasi untuk Anda

Dunia Islam
Timur Tengah
Internasional
Dunia Islam
Internasional
Internasional
Indonesia
Palestina
Kolom
Indonesia