Bandung, MINA – Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah (PWNA) Jawa Barat menggelar Workshop Indonesia Bebas Stunting dan TOT Perempuan Muda Berkemajuan untuk Indonesia Hebat, selama tiga hari pada 13-15 April 2018.
Dalam kegiatan yang diselenggarakan di Wisma Balai Perguruan Kartini, Bandung, tersebut hadir PWM, PWA, PWNA beserta jajaran, dan PDNA se-Jabar.
Bekerjasama dengan Dinas Kesehatan, ortom dan AUM seperti PWM Jabar, PWA Jabar, Lazismu, STIKES Muhammadiyah Bandung, RS Muhamadiyah Bandung, dan yang lainnya, ketua panitia, Ade Kartini, M. Pd.I menyampaikan bahwa workshop tersebut adalah tindak lanjut amanah Tanwir 1 Banjarmasin pada November 2017 dengan jargon baru.
Yargon baru tersebut yaitu KMTM, Keluarga Muda Tanguh Muhammadiyah dengan tiga program yang diusung, yaitu Gerakan Zero Stunting, Pashmina, dan Samara Course.
Baca Juga: Guru Supriyani Divonis Bebas atas Kasus Aniaya Siswa
Ketua PWNA Jabar Dewi Mulyani, mengatakan bahwa kita memiliki PR yang banyak dalam berbagai hal.
“Indonesia digempur dengan narkoba, anak-anak generasi penerus kita terancam. Permasalahan stunting belum selesai. Pernikahan dini Jabar masih menjadi juara. Bertolak dari permasalahan ini terlahirlah program samara course, pashmina, dan zero stunting. Harapannya, semoga NA tetap semangat berdiri memberikan kontribusi dan solusi,” ungkapnya seperti dilaporkan Muhammadiyah.or.id, Senin.
Sementara itu Zamzam Erawan, perwakilan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jabar menyampaikan bahwa kehadiran NA bukan sekadar pelengkap persyarikatan.
“NA bukan sekadar asesoris untuk tambahan ortom. NA adalah peran baru sebagai sayap dakwah Muhammadiyah di kalangan remaja putri. Setiap saat kita dihadapkan dengan berbagai tantangan baru di era globalisasi komunikasi ini. Hal-hal baru tersebut pasti ada sisi positif sekaligus negatifnya. Nah, NA harus responsif, harus pandai beradaptasi, agar terwujud Indonesia hebat,” ungkapnya.
Baca Juga: Menteri Abdul Mu’ti: Guru Agen Peradaban
Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Kondisi ini terjadi mulai janin masih dalam kandungan dan baru nampak saat anak berusia dua tahun.
Kondisi anak dengan stunting adalah memiliki tinggi badan lebih rendah dari standar usianya. (T/R11/P1)
M’iraj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jelang Pencoblosan, Calon Wabup Ciamis Meninggal Dunia