Brussels, (MINA) – Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menyatakan, persekutuan militer negara-negara Atlantik Utara itu akan memperbaiki struktur komandonya untuk mengatasi ancaman perang modern termasuk untuk menghadapi perang cyber..
Berbicara pada hari Rabu (8/11) saat briefing menjelang pertemuan para menteri pertahanan NATO selama dua hari di Brussels, Stoltenberg mengatakan, struktur saat ini yang didirikan pada akhir Perang Dingin sudah tidak sesuai lagi.
“Ini telah berevolusi selama beberapa dekade, untuk mencerminkan perubahan kondisi keamanan. Dan harus terus berkembang agar tetap kokoh, tangkas dan sesuai untuk tujuan,” katanya. sebagaiman laporan WAFA yang dikutip MINA.
Dia juga mengatakan, struktur baru harus menetapkan “kekuatan benar ke tempat yang tepat, dengan peralatan yang tepat pada waktu yang tepat”.
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
Para menteri pertahanan menyetujui sebuah rancangan garis besar sebuah struktur baru pada Rabu. Stoltenberg mengatakan, NATO juga perlu memperbarui “persyaratan militer untuk infrastruktur sipil, seperti jalan, kereta api, dan bandara”.
Dia mengatakan, bidang baru, seperti cybersecurity, juga akan dimasukkan ke dalam struktur baru.
Stoltenberg mengatakan pada sebuah konferensi keamanan cyber di Belgia bulan lalu, “serangan cyber sangat serius. Mereka berpotensi merusak misi NATO di seluruh dunia dan menghambat kemampuan kita untuk mengadakankan pertahanan kolektif,” kata dia.
“Itulah mengapa meningkatkan pertahanan maya (cyber defense) merupakan prioritas utama NATO dan sekutu NATO.”
Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel
Pada September, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Federica Mogherini dan Stoltenberg juga turut ambil bagian dalam latihan kesiapan serangan cyber di ibukota Estonia, Tallinn.
Ia mengatakan, telah terjadi peningkatan 60 persen jumlah serangan cyber terhadap jaringan aliansi tahun lalu.
“Lokasi komando baru belum ditentukan, anggota NATO akan memutuskan nanti,” ujar Stoltenberg (T/R03/RS1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas