Nato.jpg">Nato.jpg" alt="Nato" width="208" height="242" />Kabul, 9 Rabiul Akhir 1434/18 Februari 2013 (MINA) – Komandan pasukan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO) di Afghanistan mengatakan pada Ahad (17/2) pihaknya akan mematuhi larangan Presiden Hamid Karzai yang melarang pasukan Afghanistan meminta bantuan udara NATO.
Menurut laporan Peninsula yang mengutip AFP Karzai mengatakan pada Sabtu (16/2) ia akan mengeluarkan dekrit yang memerintahkan diakhirinya pasukan keamanan setempat memanggil serangan udara NATO di tengah ketegangan baru yang menyebabkan jatuhnya korban sipil.
“Saya akan mengeluarkan keputusan bahwa tidak akan ada lagi pasukan keamanan Afghanistan, dalam keadaan apa pun, meminta serangan udara oleh pihak asing untuk melaksanakan operasi terhadap rumah-rumah dan desa-desa,” kata Karzai dalamnya pidato di Akademi Militer Nasional Afghanistan di Kabul seperti dilansir Voanews (Minggu, 17/2).
Jenderal AS Joseph Dunford yang mengambil alih pasukan NATO pimpinan Amerika di Negara itu Minggu lalu, mengatakan siap untuk mematuhi perintah Karzai, yang datang setelah serangan udara NATO menewaskan 10 warga sipil termasuk wanita dan anak-anak di Afghanistan timur pada Rabu malam. “Kami siap memberikan dukungan sesuai dengan maksud presiden,” kata Dunford kepada wartawan di Kabul.
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
Karzai memanggil Dunford atas serangan di Provinsi Kunar tersebut. “saya mendapat arahan yang jelas dari presiden dan kami akan membahas detailnya pada hari-hari mendatang,” kata Dunford.
Karzai telah sering mengecam serangan udara dan bahkan menuntut agar mereka berhenti. Tapi pidatonya kali ini adalah pertama kalinya ia mengancam akan meresmikan keprihatinannya dengan membuat surat keputusan.
Jika dikeluarkan, keputusan itu merupakan pertama kali pasukan keamanan Afghanistan melepaskan ketergantungannya pada serangan-serangan udara NATO, dan meningkatkan tekanan terhadap mereka karena mereka memegang kekuasaan keamanan setelah ditinggalkan pasukan internasional.
NATO dan mitra-mitranya berpacu dengan waktu untuk melatih 350.000 personil pasukan keamanan Afghanistan kendatipun masalah-masalah tetap belum terselesaikan bagaimana sebaiknya mereka dapat menangani pemberontakan di Afghanistan sehubungan aksi kekerasan meningkat.
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina
Pada Rabu, satu serangan udara NATO menghantam dua rumah di satu desa di Lembah Shultan dan menewaskan 10 orang termasuk lima anak-anak dan empat wanita. Karzai mengatakan ia telah diberitahu bahwa serangan udara itu diminta badan intelijen Afghanistan, Direktorat Keamanan Nasional (NDS).
“Jika ini benar, ini sangat disesalkan dan sangat memalukan. Bagaimana mereka dapat meminta pasukan asing untuk mengirim pesawat-pesawat dan membom rumah-rumah kita sendiri?” katanya. NATO telah berada di Afghanistan sejak 2001, dan rencananya Presiden AS Barack Obama akan menarik seluruh pasukan NATO pada 2014.(T/P03/R2).
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Filipina Kembali Dihantam Badai