Jakarta, MINA – Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga dan Luar Negeri. PP.Dewan Masjid Indonesia (DMI) M. Natsir Zubaidi menyarankan agar Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) nanti hendaknya merumuskan strategi Dakwah yang komprehensif (Kaaffah) untuk mengawal umat dan bangsa.
“Adanya kasus korupsi yang terungkap di BUMN seperti maskapai Garuda, Jiwasraya, Asabri juga modus penipuan dengan cover ‘ kerajaan Abal abal’ menunjukkan bahwa pesan dakwah belum menyentuh secara masif pada sekitar masyarakat tertentu,” kata Natsir kepada MINA, di Jakarta, Senin (3/2).
Oleh karena itu KUII diharapkan dapat merumuskan strategi dan metode baik secara lisan, tulisan dan bil hal yang mampu memberikan solusi terhadap masyarakat yang sedang mengalami kegalauan dan frustasi (baik karena faktor post power sindrom, kesulitan ekonomi dll).
Ia mengatakan bahwa Dakwah Islamiyyah yang dilakukan oleh Ormas Islam masyarakat menitik beratkan pada Tabligh bil lisan, perlu diperluas dengan dakwah Literasi berbasis IT, juga dengan program aksi bantuan secara kongkrit kepada masyarakat yang membutuhkan.
Baca Juga: MUI Tekankan Operasi Kelamin Tidak Mengubah Status Gender dalam Agama
“Kita apresiasi terhadap Ormas Islam seperti Muhammadiyah, NU dan Dewan Dakwah yang memiliki Lazis yang mampu menyentuh masyarakat yang rentan baik bidang kesehatan dan pendidikan. Tumbuh dan berkembangnya NGO Islamic philatropi seperti Dompet Dhuaffa, Human Initiative, Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) juga BAZNAS perlu diapresiasi, perlu ada koordinasi agar lebih banyak wilayah cakupan baik kuantitas maupun kualitasnya,” kata Natsir.
Menurutnya, sebagai negeri penduduk muslim terbesar di dunia, maka Indonesia dapat lebih memiliki peran dalam penyelesaian masalah kepentingan umat baik di lingkungan terdekat seperti minoritas muslim di Philipina, Thailand, Myanmar, Palestina, Afghanistan yang menderita akibat konflik yang berkepanjangan.
KUII hendaknya juga merumuskan agar umat Islam segera mampu mengatasi trauma polarisasi akibat Pilpres dengan pendekatan dakwah transformatif yang mengedepankan umat dan bangsa.
Dakwah ke depan diperlukan cara-cara yang elegan, dengan memberikan sikap keteladanan (Uswah) kepeloporan (Qudwah), kerelawan (keikhlasan), profresional, kemandirian, akuntabilitas (amanah dan dapat dipertanggung jawabkan).
Baca Juga: Prof. El-Awaisi Serukan Akademisi Indonesia Susun Strategi Pembebasan Masjidil Aqsa
“Dan tetap dalam Kaifiat dakwah Amar Ma’ ruf dan Nahi Munkar yang bermartabat. InsyaAllah, KUII akan diselenggarakan pada 26- 29 Februari 2020 di Pangkal Pinang, Provinsi Bangka Belitung,” demikian Natsir. (L/R4/P1)
Mi’raj News Agency ((MINA)
Baca Juga: Syeikh Palestina: Membuat Zionis Malu Adalah Cara Efektif Mengalahkan Mereka