Al-Quds (Yerusalem), 18 Rajab 1435/17 Mei 2014 (MINA) – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kepada Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Chuck Hagel saat pertemuan di Al-Quds (Yerusalem), Jumat kemarin, bahwa Otoritas Palestina (PA) tidak bisa menjalin perdamaian dengan Hamas dan Israel dalam waktu yang bersamaan.
Media Israel telah melaporkan rincian mengenai diskusi antara kedua pejabat itu, sebagaimana dikutip media Middle East Monitor (MEMO) yang diberitakan Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Sabtu.
“Salah satu hal yang kami telah temukan, sayangnya, adalah bahwa tetangga Palestina kami (PA) bergerak maju dengan perjanjian dengan Hamas,” lapor Media Israel menirukan perkataan Netanyahu kepada Hagel.
Menurut pihak keamanan Israel, rekonsiliasi Hamas dan Fatah, yang ditandatangani di Jalur Gaza 23 April 2014 lalu, menjadi ancaman besar bagi keberadaan pemerintah dan warga Israel.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
Netanyahu mengkritik Hamas dan mengingatkan Hagel bahwa Hamas sebelumnya telah ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat.
“Kami prihatin juga bahwa di kedua wilayah Gaza dan wilayah yang dikendalikan PA (Tepi Barat), ada hasutan terus-menerus dan propaganda terhadap keberadaan negara Yahudi,” kata Netanyahu, mengutip hasil penelitian terbaru mengatakan bahwa “hasutan anti-Semit” di kedua tempat adalah yang paling mengganggu di bumi ini.
“Ini adalah sesuatu yang saya pikir menghalangi perdamaian,” tegasnya, “Saya pikir rakyat Palestina harus membuat pilihan sederhana, perjanjian dengan Hamas atau perdamaian dengan Israel, tetapi mereka tidak dapat memiliki keduanya.” (T/P02/IR)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya