Netanyahu: Israel Tidak Akan Pernah Mengakui Negara Palestina

Yerusalem, MINA – Perdana Menteri Israel Benjamin mengatakan, dalam kondisi apa pun (parlemen Israel) dan pemerintahannya tidak akan mengakui pembentukan negara Palestina.

Menurut Channel 7 Israel mengutip pemimpin fraksi Likud, Mickey Zohar yang mengatakan, Netanyahu menolak untuk mengakui pembentukan negara Palestina dalam keadaan apa pun, Ramallah News melaporkan, Rabu (17/6).

Sementara kepala Dewan Pemukiman Tepi Barat, David Al-Hayani mengatakan, menyambut baik keberadaan Netanyahu yang berubah terkait dengan penolakan perjanjian abad ini dan penolakan untuk mendirikan negara Palestina.

Sebelumnya, pada Selasa (16/6), mayoritas Demokrat di Senat Amerika menyatakan penolakan mereka terhadap keputusan Israel yang bertujuan memperluas kedaulatan Israel atas bagian-bagian wilayah Palestina yang diduduki, sejalan dengan “rencana perdamaian” Amerika yang dikenal di media sebagai “Kesepakatan Abad Ini”.

Netanyahu menanggapi semua reaksi internasional mengenai keputusan aneksasi dan mengatakan, ia tidak bermaksud mengedepankan pelaksanaan “kesepakatan abad ini” untuk memberikan suara sebelum Knesset. Ia hanya menunjukkan rencana untuk memperluas pemukiman yang mencakup setengah dari wilayah C Area di Tepi Barat yang diduduki.

Netanyahu menyatakan, ia ingin menguasai semua permukiman dengan asumsi ia bisa mendapatkan persetujuan dari Gantz dan Ashkenazi dalam langkah ini.

Sementara di sisi lain, Gantz dan Ashkenazi, keduanya pensiunan jenderal dan mantan kepala staf di tentara Israel, menentang aneksasi luas ini, dan lebih memilih untuk membatasi ruang lingkup ini. Operasi di permukiman khusus terletak di daerah yang dekat dengan perbatasan 1967.

Pada 17 Mei lalu, Netanyahu mengumumkan, sudah waktunya untuk mencaplok sebagian wilayah Palestina di Tepi Barat untuk kepentingan permukiman Israel.

Otoritas pendudukan Israel berencana untuk mencaplok lebih dari 130 permukiman di Tepi Barat dan Lembah Yordan, yang berarti lebih dari 30% wilayah Tepi Barat, akan dikuasai Israel pada awal Juni. (T/B05/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)