Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sandera Israel kepada Netanyahu: Kami Mati Seribu Kali Setiap Hari

Rudi Hendrik Editor : Sri Astuti - Ahad, 8 Desember 2024 - 21:41 WIB

Ahad, 8 Desember 2024 - 21:41 WIB

19 Views

PM Israel Benjamin Netanyahu (Foto: Anadolu Agency)

Gaza, MINA – Seorang sandera Israel mengecam Perdana Menteri Benjamin Netanyahu karena bersikeras menolak mengakhiri perang genosida di Jalur Gaza.

Matan Zangauker, demikian tawanan itu mengidentifikasi dirinya, menyampaikan pernyataan tersebut dalam sebuah video yang dipublikasikan oleh Brigade Izzuddin al-Qassam, sayap bersenjata Hamas yang berbasis di Gaza, Sabtu (7/12). Press TV melaporkan.

“Kami sangat takut, saya dan teman-teman saya, akan hidup kami. Dan kami mati seribu kali setiap hari dan tidak seorang pun merasa kasihan kepada kami,” katanya, saat berbicara teruntuk Netanyahu lewat video.

Zangauker merupakan salah satu dari ratusan warga Israel yang ditangkap oleh kelompok perlawanan Gaza pada Oktober tahun lalu dalam operasi pembalasan bersejarah terhadap Israel, yang dilancarkan sebagai respons terhadap  agresi mematikan yang telah berlangsung selama puluhan tahun terhadap warga Palestina.

Baca Juga: Pejuang Palestina Berhasil Bunuh dan Lukai 25 Tentara Penjajah Israel di Rafah

Sandera tersebut mengatakan  ia “sangat kecewa” saat mengetahui bahwa alih-alih mengakhiri perang, Perdana Menteri Israel justru mengatakan  ia akan membayar $5 juta kepada siapa pun yang mengembalikan sandera tersebut dengan selamat.

“Sekarang, saya yakin bahwa Anda tidak mengenal musuh Anda. Dan Anda tidak memahami mentalitas mereka. Dan ini adalah kegagalan Anda,” katanya.

Zangauker meminta mereka yang berada di wilayah pendudukan untuk tidak mengabaikan para sandera yang masih ditawan di Gaza.

“Kami masih hidup. Kami ingin kembali sebelum kami menjadi gila. Isolasi membunuh kami dan kegelapan di sini menakutkan.”

Baca Juga: Program Shafwah Al-Hufadz Haifa Wisuda 112 Penghafal Quran

“Namun, rezim di Tel Aviv membiarkan kami mati dan jatuh,” kata sandera tersebut.

Ia mengatakan, “tidak masuk akal” jika para sandera harus membayar harga atas “kesalahan” rezim. Ia menambahkan, “Sudah saatnya untuk mengakhiri penderitaan kami.” []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Ketua Komisi Urusan Tahanan Palestina Komunikasikan Kesepakatan Pertukaran Tahanan Palestina

Rekomendasi untuk Anda

Palestina
Palestina
Palestina
Palestina
Palestina