Tel Aviv, 7 Jumadil Akhir 1437/16 Maret 2016 (MINA) – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengutuk bom di ibukota Turki Ankara pada Ahad (13/3) yang menewaskan 34 orang dan melukai 125 lainnya.
Pernyataan Netanyahu pada Ahad malam itu juga tampak berbeda dari penolakan Israel sebelumnya saat aksi bom bunuh mengguncang Istanbul pada Januari lalu.
Netanyahu juga diam pada pengeboman di Ankara tiga pekan lalu yang manergetkan bus personil militer, dan menewaskan 29 orang. Sebuah kelompok militan Partai Pekerja Kurdistan atau PKK (Partai Karkerên Kurdistanê), mengaku bertanggung jawab atas serangan 17 Februari.
Times of Israel menyebutkan, terlihat langkah itu sebagai tanda pendekatan antara Israel dan Turki, setelah beberapa tahun belakangan tampak dingin.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
“Perdana Menteri Netanyahu mengutuk serangan teror besar di Ankara yang menewaskan warga sipil tak berdosa dan ratusan luka-luka,” demikian pernyataan dari kantor Netanyahu.
Pernyataan juga menyebutkan, “Israel mengungkapkan solidaritas dengan orang-orang Turki dalam perang melawan terorisme dan menyerukan masyarakat internasional untuk bersatu dalam memerangi terorisme”.
Pernyataan Netanyahu disorot sebagai upaya membangun kembali ikatan Israel dan Turki, yang tumbuh dingin selama delapan tahun terakhir di tengah serangkaian insiden diplomatik dan lainnya. Termasuk pembunuhan 10 warga Turki oleh pasukan Israel dalam jarak dekat di sebuah kapal Mavi Marmara saat akan membuka blokade Jalur Gaza pada 2010.
Normalisasi Hubungan
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Awal tahun 2016 ini, Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan Turki akan berupaya untuk membicarakan kesepakatan pada normalisasi hubungan dengan Israel.
“Israel sangat membutuhkan sebuah negara seperti Turki di wilayah ini,” kata Erdogan.
Ia menambahkan, “Dan kita juga harus menerima bahwa kita perlu Israel. Ini adalah kenyataan di wilayah tersebut. Jika langkah-langkah dilaksanakan berdasarkan ketulusan, maka normalisasi akan mengikuti”.
Pekan lalu, Wakil Presiden AS Joe Biden dalam kunjungan ke Israel mengatakan, Erdogan sangat ingin menandatangani kesepakatan pemulihan hubungan dengan Israel, harian Haaretz melaporkan.
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan
Laporan telah menunjukkan kedua negara mendekati kesepakatan untuk melanjutkan hubungan, meskipun mereka akan terhambat pada isu-isu seperti pelonggaran blokade Israel atas Gaza. Pejabat kedua negara telah menyatakan optimisme bahwa kesepakatan akan tercapai dalam waktu dekat.
Pimpinan dunia lainnya, Presiden Prancis Francois Hollande juga ikut mengutuk “serangan keji” dan mengatakan Prancis berdiri di samping Turki dalam perang melawan teror. Sementara Perdana Menteri Inggris David Cameron mengatakan dia “terkejut”.
Amerika Serikat mengutuk “serangan mengerikan,” dan Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih berjanji untuk bekerjasama dengan Turki “untuk menghadapi terorisme”. (T/P4/R05)
Baca Juga: KBRI Damaskus Evakuasi 37 WNI dari Suriah
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)