New York, MINA – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Palestina tidak berhak memveto perjanjian perdamaian antara Israel dan negara-negara Arab, Jumat (21/9).
“Lebih banyak perdamaian antara Israel dan negara-negara Arab akan meningkatkan prospek terciptanya perdamaian antara Israel dan Palestina,” kata Netanyahu dalam pidatonya di hadapan sesi ke-78 Majelis Umum PBB. Anadolu melaporkan.
“Namun, hal itu tidak berarti memberikan “hak veto” kepada Palestina atas negara-negara Arab yang membangun hubungan dengan negara Yahudi,” tambah Netanyahu.
“Perjanjian Abraham menandai dimulainya era baru perdamaian,” kata Netanyahu, seraya menekankan bahwa Israel “berada di titik puncak terobosan yang lebih dramatis, perdamaian bersejarah antara Israel dan Arab Saudi.”
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
“Perdamaian seperti itu akan sangat membantu dalam mengakhiri konflik Arab-Israel, mendorong negara-negara Arab lainnya untuk menormalisasi hubungan dengan Israel, meningkatkan prospek perdamaian dengan Palestina, dan mendorong rekonsiliasi yang lebih luas antara Yudaisme dan Islam, Yerusalem dan Mekah… semua ini adalah berkah yang luar biasa,” katanya.
Pembicaraan perdamaian antara Palestina dan Israel terhenti sejak April 2014 karena penolakan Tel Aviv untuk menghentikan pembangunan pemukiman dan membebaskan tahanan Palestina. Mereka juga menghindari solusi dua negara.
Lebih dari 140 pemimpin dan perwakilan dunia mengambil bagian dalam sidang Majelis Umum tahun ini, yang dimulai pada hari Selasa. (T/R7/P1)
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Mi’raj News Agency (MINA)