Netanyahu-Putin Bahas Konflik di Suriah Via Telepon

Tel Aviv, 2 Rabi’ul Akhir 1438/1 Januari 2017 (MINA) – Perdana Menteri (PM) berbicara via telepon dengan Presiden , Sabtu (31/12), membahas konflik di dan kelanjutan kerjasama keamanan.

Percakapan telepon itu datang menyusul keputusan 15 anggota Dewan Keamanan PBB yang secara bulat mendukung rencana perdamaian Suriah yang digagas Rusia-Turki. Selain gencatan senjata, rencana perdamaian itu juga membahas perundingan damai baru pada Januari.

“Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, malam ini … berbicara via telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin,” kata kantor PM Israel dalam sebuah pernyataan seperti dilansir Ahram Online yang dikutip MINA.

“Kedua pemimpin membahas perkembangan di kawasan tersebut, dengan penekanan pada Suriah dan keberlanjutan koordinasi keamanan, yang telah efektif menjembatani kesalahpahaman,” tambah pernyataan itu.

Selama kunjungan ke Moskow pada April lalu, Netanyahu berdiskusi dengan Putin mengenai kerjasama militer antara kedua negara untuk mencegah konfrontasi antara pesawat tempur dua negara di wilayah udara Suriah.

Pada Juni, Netanyahu mengunjungi Moskow lagi dan berdiskusi dengan Putin yang berfokus pada ‘implementasi hal-hal yang telah ditetapkan dalam pembicaraan sebelumnya’.

Rusia adalah sekutu utama pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad dan telah terlibat langsung dalam konflik di negara itu untuk mendukung rezim Damaskus sejak 2015.

Bersama dengan Turki, yang mendukung kelompok oposisi anti-Assad, Putin dan Presiden Recep Tayyip Erdogan menengahi gencatan senjata di Suriah yang memasuki hari kedua Sabtu (31/12).

Moskow dan Ankara juga mengatakan gencatan senjata bertujuan untuk membuka jalan bagi perundingan perdamaian Suriah akhir Januari di Kazakhstan, yang juga diselenggarakan oleh rezim sekutu Suriah, Iran.

Turki dan Rusia menyatakan pembicaraan damai di ibu kota Kazakhstan, Astana, bertujuan untuk melengkapi upaya perdamaian yang didukung PBB, bukan menggantikannya.

Israel menentang pemerintah Suriah dan telah berusaha membatasi keterlibatannya dalam konflik. Tapi Israel telah melakukan serangan mendadak sporadis terhadap kelompok Syiah Libanon, Hizbullah, yang berjuang bersama tentara rezim Suriah.

Israel terlibat perang berskala menghancurkan dengan Hizbullah yang didukung Iran pada tahun 2006. (T/R11/R05)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)