Tel Aviv, MINA – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Ahad (31/3) malam menyetujui rencana operasional serangan terhadap kota Rafah, Jalur Gaza selatan yang berbatasan dengan Mesir.
Seperti dikutip dari Anadolu Agency, Netanyahu mengklaim Rafah adalah benteng terakhir Hamas dan bersikeras untuk menyerangnya meskipun ada peningkatan peringatan regional dan internasional mengenai konsekuensi bencana jika menyerang kota tersebut.
Rafah merupakan rumah bagi sekitar 1,4 juta warga Palestina, yang sebagian besar telah menjadi pengungsi akibat berbulan-bulan pemboman tentara pendudukan Israel yang intensif.
“Kami telah menyetujui rencana operasional untuk menyerang Rafah,” kata Netanyahu pada konferensi pers sebelum menjalani operasi hernia, Ahad (31/3) malam.
Baca Juga: Al-Qassam Umumkan Syahidnya Panglima Militer Mohammed Deif
Pada hari ke-15, tentara pendudukan Israel melanjutkan serangannya di Kompleks Medis Al-Shifa, Kota Gaza, yang menurut Kantor Media pemerintah Gaza, telah mengakibatkan kematian lebih dari 400 warga Palestina serta kehancuran dan pembakaran 1.050 rumah di sekitar kompleks.
Israel telah melancarkan serangan militer mematikan di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023. Hampir 32.800 warga Palestina syahid dan 75.300 lainnya terluka akibat kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok.
Serangan membabi-buta Israel telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza terpaksa mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur di wilayah kantong tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB. (T/RE1/R1)
Baca Juga: 66 Tahanan Palestina Dibebaskan dari Penjara Israel Tiba di Ramallah
Mi’raj News Agency (MINA)