Nigeria Ancam Perusahaan Diskriminatif Pada Wanita Berjilbab

(Foto: Anadolu Agency)
(Foto: Anadolu Agency)

Lagos, 12 Rabi’ul Akhir 1437/22 Januari 2015 (MINA) – Menteri Komunikasi , Adebayo Shittu, memperingatkan perusahaan telekomunikasi di negaranya yang mencoba melakukan tindakan diskriminasi atau melanggar hak-hak perempuan Muslim yang mengenakan hijab.

Dalam sebuah pernyataan, Shittu mengatakan kementeriannya telah menerima keluhan dari sejumlah perempuan yang mengaku dipaksa untuk melepaskan cadar atau hijab mereka di depan umum saat melakukan registrasi akun telepon seluler.

Dia menyatakan permintaan perusahaan tersebut melanggar hak konstitusional perempuan Muslim, berkaitan dengan kebebasan menyatakan pendapat dan beragama, Anadolu melaporkan dan dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Jumat.

“Kantor kementerian telah dibanjiri sejumlah keluhan dari warga Nigeria, khususnya perempuan yang berjilbab, tentang cara mereka diperlakukan, kadang dihina, oleh para pekerja dari perusahaan telekomunikasi,” kata Shittu dalam sebuah pernyataan yang diwakilkan pada juru bicaranya, Victor Oluwadamilare.

Oluwadamilare mengatakan, para perempuan telah diminta untuk menanggalkan hijab mereka di depan umum. Petugas, kata dia, tidak menggubris permintaan pelapor untuk disediakan tempat khusus yang tidak terlihat oleh publik.

“Beberapa perempuan (juga) telah dituduh sebagai agen (kelompok militan) Boko Haram,” tegasnya.

Menteri meminta perusahaan untuk mengedepankan penghormatan yang maksimal untuk warga Nigeria dari semua lapisan masyarakat, khususnya perempuan. “Sanksi akan dijatuhkan untuk perusahaan yang kedapatan melanggar hak konstitusional,” tandasnya.

Operator telekomunikasi Nigeria saat ini tengah mendaftar ulang para pelanggan mereka agar sejalan dengan kebijakan baru, yang menetapkan akun yang tidak terdaftar bakal terkena pemutusan. Baru-baru ini perusahaan telekomunikasi raksasa MTN didenda US$3,9 miliar karena melanggar kebijakan baru tersebut.

Menyusul meningkatnya aksi bom bunuh diri, Presiden Muhammadu Buhari, yang seorang Muslim Sunni, dikritik karena menunjukkan sinyal akan mempertimbangkan pelarangan hijab bagi perempuan Muslim jika insiden pengeboman berlanjut.

Menurut jajak pendapat independen, Muslim adalah sekitar 50% dari populasi Nigeria. (P022/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)