Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nigeria Jamin Pengembalian Investasi Tertinggi di Afrika

Ali Farkhan Tsani - Ahad, 27 Oktober 2019 - 10:35 WIB

Ahad, 27 Oktober 2019 - 10:35 WIB

2 Views

Washington, MINA – Meskipun terjadi perlambatan ekonomi di Nigeria, namun negara itu menjamin pengembalian investasi tertinggi, Menteri Keuangan, Perencanaan Anggaran & Nasional, Zainab Shamsuna Ahmed mengatakan.

Ia mengungkapkan ikhwal ini dalam pidato pada pleno khusus Rapat Tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) 2019 dan Kelompok Bank Dunia di Washington DC, AS, Sabtu (26/10). Ia berbicara atas nama 23 negara anggota di Afrika Kelompok I Konstituensi,   seperti dilaporkan Seeking Alpha.

Ahmed menyebutkan prioritas benua dan  perlambatan global saat ini telah berdampak pada ekonomi masing-masing negara anggota.

“Mengamati bahwa terlepas dari banyak tantangan sosial ekonomi yang menyerang banyak negara di benua ini, agak menggembirakan untuk mencatat bahwa pengembalian investasi di sebagian besar negara Afrika memang sangat menggembirakan,” ujarnya.

Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi 

Menteri Nigeria itu juga menyebutkan kekhasan negaranya akan suku bunga yang lebih tinggi dan pengembalian yang tinggi dalam menghadapi tingkat suku bunga lebih rendah untuk jangka waktu global.

“Saya mendesak IMF untuk mempertimbangkan penawaran kebijakan khusus negara yang akan membahas masalah suku bunga tinggi di negara kami,” lanjutnya.

“Untuk pasar negara berkembang dan ekonomi berkembang, kami mencatat implikasi dari perlambatan negara-negara sistemik seperti Cina, India, Brasil, Turki pada eksportir komoditas seperti Nigeria dan Afrika Selatan. Untuk itu kami menyerukan momentum yang kuat dalam reformasi struktural untuk penerapan kebijakan fiskal dalam merangsang produktivitas dan mengejar kebijakan moneter yang ketat untuk memastikan stabilitas harga,” ujarnya.

Menurutnya, pertumbuhan melambat setelah krisis keuangan tahun 2008. (T/R2/P1)

Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
Palestina
Ekonomi
Ekonomi