Teheran, MINA – Mata uang Iran jatuh ke rekor nilai terendah dengan 100.000 rial terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di saat negara itu akan menghadapi kembali sanksi dari AS yang diterapkan pada 7 Agustus mendatang.
Pada bulan Mei, Washington menarik keluar dari perjanjian nuklir 2015 antara kekuatan dunia dan Teheran. Perjanjian nuklir di era Presiden AS Barack Obama itu membuat sanksi internasional terhadap Iran dicabut sebagai imbalan atas pembatasan program nuklirnya.
Pemerintah AS memutuskan untuk menerapkan kembali sanksi terhadap Iran setelah penarikannya.
AS menuduh Iran menimbulkan ancaman keamanan dan telah mengatakan kepada negara-negara dunia bahwa mereka harus menghentikan semua impor minyak Iran terhitung 4 November atau menghadapi langkah-langkah keuangan AS.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Pada Ahad (29/7), rial Iran jatuh ke 111.500 per dolar AS di pasar tidak resmi, turun dari sekitar 97.500 rial pada hari Sabtu, menurut situs pertukaran valuta asing Bonbast.com, demikian Al Jazeera melaporkan.
Situs-situs lain mengatakan dolar ditukar antara 108.500 hingga 116.000 rial.
Pemerintah Iran mencoba untuk memperbaiki tingkat 42.000 pada bulan April dan mengancam untuk menindak pedagang pasar gelap. Namun, perdagangan berlanjut di tengah kekhawatiran publik tentang kemerosotan ekonomi yang berkepanjangan. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Mi’raj News Agency (MINA)