Jakarta, MINA – Presiden Nusantara Foundation yang berpusat di New York, Shamsi Ali, mengatakan, akan menggelar pesantren kilat pertama di Amerika Serikat (AS) selama Juli dan Agustus mendatang.
“Juli-Agustus ini kita akan mengadakan pesantren kilat untuk anak-anak muslim yang ada di sana, dengan peserta dibatasi sampai 30-50 orang saja, agar tidak mengejutkan keliling yang non muslim,” kata Shamsi Ali kepada MINA saat menghadiri pertemuan ulama dan dai di Jakarta, Selasa (3/7).
Ia mengungkapkan, sebelumnya pada bulan Ramadhan lalu juga sudah diadakan pesantren kilat, dan buka puasa bersama dengan mengundang tetangga non muslim.
“Hal diharapkan untuk membangun simpati mereka dan alhamdullilah mereka sangat mengapresiasi kegiatan yang kita lakukan,” katanya.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Shamsi Ali menjelaskan, pada pesantren kilat ini pihaknya membatasi peserta sekitar 30-50 anak. Hal ini dilakukan agar tidak mengejutkan para tetangga yang mayoritas non muslim dan orang-orang putih.
“Karena dalam berdakwah ini juga perlu tahapan-tahapan,” katanya.
Shamsi Ali juga menjelaskan bahwa umur peserta pesantren ini dibatasi rata-rata 13 tahun ke atas. Sebab untuk yang kecil ini memerlukan persyaratan tertentu misalnya kesehatan.
“Alhamdullilah juga, guru-gurunya sudah ada dari Indonesia, Amerika dan Arab. Siswanya didatangkan dari luar karena penduduk sekitar mayoritas masih non muslim, sengaja kita membawa pesantren di situ agar ada kehidupan Islam di sana,” katanya.
Baca Juga: DK PBB Berikan Suara untuk Rancangan Resolusi Gencatan Genjata Gaza
Pembangunan Pesantren
Tahapan setelah ini, lanjut Shamsi Ali, pihaknya akan melakukan perizinan untuk mengajukan sekolah resmi atau pesantren resmi yang biasa disebut Boarding School di sana.
“Setelah dilakukan inspeksi seluruh gedung sebagai syarat, baru berhak mengajukan izin mendirikan sekolah,” katanya.
Shamsi mengungkapkan, rencana pembangunan ini sudah dimulai sejak pembelian lahan sudah diselesaikan sekitar tiga bulan yang lalu, sekaligus melakukan pembersihan dan renovasi gedung-gedung yang ada.
Baca Juga: Kepada Sekjen PBB, Prabowo Sampaikan Komitmen Transisi Energi Terbarukan
“Ada sekitar delapan gedung yang siap pakai, namun sayangnya empat diantaranya menurut aturan Amerika Serikat tidak bisa digunakan karena sebelumnya bekas kandang ayam, bekas peternakan,” katanya.
Saat ini, kata Shamsi Ali, tiga diantarannya sudah bersih, siap digunakan dan lolos ujian yang Insha Allah Juli ini akan digunakan untuk pesantren musim panas.
“Namun, ini belum pesantren sepenuhnya seperti yang diharapkan sebelumnya dikarenakan memerlukan perizinan yang perlu diproses,” katanya.
“Ada beberapa persyaratan yang harus kita penuhi Insha Allah beberapa bulan ini, sudah akan rampung proses perizinan tersebut. Untuk sementara ini, izin yang kita miliki itu adalah izin kegiatan baik seperti pesantren kilat, kursus dan lain halnya,” imbuhnya. (L/R06lP1)
Baca Juga: Puluhan Anggota Kongres AS Desak Biden Sanksi Dua Menteri Israel
Mi’raj News Agency (MINA)