Jakarta, 30 Dzulqadah 1437/2 September 2016 (MINA) – Ketua Tim Peniliti Eliminate Dengue Project (EDP) Universitas Gajah Mada, Prof. Adi Utarini mengatakan, pengendalian virus dengue dengan nyamuk Aedes ber-Wolbachia adalah aman dilihat dari empat aspek yaitu ekonomi, dan sosio-kultural, pengendalian vektor, ekologi, dan kesehatan masyarakat.
“Pengendalian DBD dengan menggunakan nyamuk Aedes Aegypti ber-Wolbachia ini statusnya dapat diabaikan (aman),” katanya saat Konferensi Pers terkait Analisis Risiko Tunjukkan Riset Aedes Aegypti ber-Wolbachia untuk Atasi DBD di Gedung Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), MH Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (2/9).
Wolbachia sendiri adalah bakteri alami yang terdapat di 60 persen jenis serangga yang ada di bumi, termasuk kupu-kupu, lebah dan lalat buah. Wolbachia tidak terdapat dalam nyamuk Aedes Aegypti penyebab demam berdarah.
Menurut dia, nyamuk Aedes ber-Wolbachia tersebut mampu menghambat penularan virus dengue di dalam tubuh nyamuk sehingga tidak mampu menularkan virus dengue kepada manusia.
Baca Juga: Pasangan Ridwan Kamil-Suswono dan Dharma-Kun tak jadi Gugat ke MK
“Dengan adanya hal ini diharapkan dapat berpengaruh banyak pada pengendalian penyakit viral, umumnya DBD,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menuturkan, pada awal tahun ini, Badan Kesehatan Dunia (WHO – World Health Organization) telah merekomendasikan untuk memperluas penelitian terkait penggunaan Wolbachia buat menangani penyakit yang disebabkan oleh nyamuk Aedes, di antaranya untuk penanganan DBD.
Selain di Indonesia, kata dia, negara lain yang tergabung dalam EDP-Global yang telah melakukan kajian serupa adalah Vietnam dan Australia.
“Hasil kajian di dua negara tersebut menjadi tonggak untuk melakukan kajian lebih lanjut di Indonesia, dalam latar lingkungan yang berbeda,” tuturnya.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berpotensi Hujan Kamis Ini, Sebagian Berawan Tebal
Meski berstatus aman digunakan, Adi Utarini mengungkapkan bahwa tidak semua masyarakat mau menerima nyamuk ber-Wolbachia ini. Ia kemudian mencontohkan saat penyebaran nyamuk ber-Wolbachia di Bantul, Yogyakarta beberapa waktu lalu.
“Ini sebagai pengalaman kita. Untuk ke depannya kita akan perbaiki dan perluas lagi sosialisasi kepada masyarakat agar mereka tidak khawatir,” jelas dia. (L/P011/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Workshop Kemandirian untuk Penyandang Disabilitas Dorong Ciptakan Peluang Usaha Mandiri