Naypyidaw, 10 Muharam 1435/3 November 2014 (MINA) – Presiden Barack Obama melalui kontak telepon mendesak pemimpin Myanmar, Thein Sein untuk mengambil langkah-langkah guna mengatasi ketegangan etnis di negara ini serta mendukung hak-hak politik warga minoritas Muslim Rohingya.
Gedung Putih mengatakan, Obama menyambut baik komitmen Presiden Thein Sein dan pemerintahnya untuk melakukan proses perdamaian dan mengambil tindakan riil dalam waktu dekat, demikian statemen resmi Gedung Putih dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Obama juga berbicara dengan pemimpin oposisi Aung San Suu Kyi lewat kontak telepon terpisah di mana mereka membahas perlunya proses inklusif untuk Pemilu 2015, kata statemen Gedung Putih.
Obama akan melakukan kunjungan ke Myanmar pertengahan November untuk menghadiri pertemuan KTT regional, di tengah meningkatnya kekhawatiran AS tentang pelanggaran hak asasi manusia di negara itu, termasuk memenjarakan wartawan dan dugaan penindasan terhadap Rohingya dan etnis minoritas yang terjebak dalam konflik dengan pasukan pemerintah.
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
Pemilihan umum terakhir Myanmar dilakukan pada 2010 di mana terjadi kekisruhan karena adanya tuduhan meluasnya kecurangan dan penahanan pimpinan Liga Nasional untuk Demokrasi, Suu Kyi, pemenang Nobel perdamaian sampai hari setelah pemungutan suara.
Sejak itu, Thein Sein menerapkan sejumlah reformasi kontroversi. Suu Kyi telah dan partainya diperkirakan akan menang dalam pemilu tahun depan.
Namun Suu Kyi (69) saat ini dilarang menduduki jabatan tertinggi oleh konstitusi karena almarhum suami dan anak-anaknya warga negara asing.(T/P004/R01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina