Tel Aviv, 28 Dzulhijjah 1437/30 September 2016 (MINA) – Presiden AS Barack Obama tiba di tanah pendudukan Palestina yang dikuasai Israel pada Jumat (30/9) untuk menghadiri acara pemakaman mantan pemimpin Israel Shimon Peres yang meninggal beberapa hari lalu.
Sebagaimana diberitakan Reuters, upacara penghormatan terakhir yang akan diselenggarakan di Pemakaman Gunung Herzl Yerusalem dihadiri beberapa kepala negara termasuk Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
ketegangan antara Palestina dan Israel akhir-akhir ini akan memberikan efek pada kunjungan Abbas pada pemakaman tersebut.
Negosiasi kedua pihak terputus pada 2014, dan Abbas menolak dilanjutkannya negosiasi karena Netanyahu terus melakukan pembangunan premukiman ilegal Israel di tanah Palestina secara paksa, di mana hal itu melanggar salah satu kesepakatan negosiasi.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Obama dijadwalkan memberikan pidato pada upacara tersebut namun belum ada pernyataan yang memungkinkan pembahasan negosiasi kembali dihidupkan.
Shimon Peres meninggal pada usianya ke 93 tahun, setelah mengalami stroke sepekan lamanya.
Shimon pernah dianugerahi Nobel Perdamaian setelah menggagas perjanjian perdamaian Oslo bersama Perdana Menteri Israel, Yitzhak Rabin, dan Ketua Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Yasser Arafat.
Peres lahir di Wiszniewo, Polandia, dan bermigrasi ke Palestina pada 1934, saat berusia 11 tahun. Ia adalah pendiri Gerakan Pemuda Buruh-Zionis dan anggota dari pasukan militer Yahudi sebelum Israel mendeklarasikan kemerdekaannya. Sebagai seorang pejabat pertahanan, di akhir 1950-an dan awal 1960-an, Peres terlibat dalam pembentukan Dimona, reaktor nuklir Israel, di pusat program senjata nuklir Israel.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Dalam kariernya selama puluhan tahun, ia menduduki hampir setiap posisi yang signifikan dalam dunia politik Israel.
Terjun ke dunia politik, jabatan pertama Shimon adalah sebagai Direktur Jenderal Kementerian Pertahanan Israel pada 1920-an. Ia terpilih bergabung ke parlemen Israel, Knesset, pada 1959. Kabinetnya fokus pada pertahanan, keuangan dan urusan luar negeri, media melaporkan.(T/R04/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon