Islamabad, MINA – Organisasi Kerjasama Islam (OKI) mendesak India menarik pasukan bersenjata dari lembah Himalaya, Kashmir.
Ketua Dewan Hak Asasi Manusia OKI, Adama Nana berpidato di webinar yang diselenggarakan oleh World Kashmir Awareness Forum (WKAF), Selasa (4/8). Anadolu Agency melaporkan.
OKI juga mengecam penutupan dan pemadaman komunikasi selama setahun di Kashmir yang dikelola India.
“Pemerintah India telah menganiaya para aktivis hak asasi manusia dan orang tak bersalah dengan tuduhan palsu di bawah hukum kejam yang merupakan pelanggaran serius hukum internasional,” kata Nana.
Baca Juga: Albania Tolak Terima Pengungsi Palestina
Beberapa pemimpin dari negara-negara Muslim, termasuk diplomat top, mengikuti konferensi virtual tersebut.
Ia menambahkan, penguncian yang terus-menerus telah menyebabkan kerugian ekonomi yang besar di wilayah tersebut.
Kondisi penduduk Kashmir juga semakin memprihatinkan karena India mengerahkan penganiayaan sistemik terhadap Muslim Kashmir, tambahnya.
Perwakilan Tetap Pakistan untuk PBB Munir Akram dalam pembicaraan itu mengatakan, Perdana Menteri India Narendra Modi telah menutup semua pintu dialog dan menggunakan kekuatan terhadap orang-orang tak bersalah di Kashmir.
Baca Juga: Selandia Baru Wajibkan Warga Israel Ungkap Rincian Dinas Militernya saat Ajukan Visa
“India telah mengerahkan lebih dari 900.000 tentara di Kashmir dan melakukan kekejaman terhadap orang-orang tak bersalah,” katanya.
Dia mengatakan, dia telah menyerahkan dua dokumen kepada Dewan Keamanan PBB pada hari Senin (3/8) mengenai pelanggaran hak asasi manusia di Kashmir dan satu lagi yang menguraikan kasus hukum lembah yang disengketakan itu.
Akram mendesak komunitas internasional untuk mendukung tujuan sah warga Kashmir untuk mendapatkan hak-hak mereka sesuai dengan resolusi DK PBB. (T/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: UEA akan Investasi USD 10 Juta di Perusahaan Senjata Israel