Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

OKI Desak Penyelidikan terhadap Eksekusi Pekerja Bantuan di Gaza

Ali Farkhan Tsani - 28 detik yang lalu

28 detik yang lalu

0 Views

Organisasi Kerjasama Islam (Shahifah Okaz)

Jeddah, MINA – Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mendesak penyelidikan terhadap eksekusi pekerja bantuan kemanusiaan di Gaza oleh pasukan pendudukan Israel.

Pernyataan OKI menanggapi pembunuhan petugas medis Bulan Sabit Merah Palestina dan Pertahanan Sipil saat menjalankan tugas kemanusiaan mereka. Quds Press melaporkan, Ahad (6/4).

Eksekusi tersebut didokumentasikan dalam sebuah video yang mengejutkan.

Organisasi negara-negara Muslim di dunia itu mengatakan, penargetan yang sistematis dan disengaja terhadap personel medis, kemanusiaan, dan PBB, serta warga sipil Palestina, oleh pasukan pendudukan merupakan pelanggaran mencolok terhadap hukum humaniter internasional dan Konvensi Jenewa.

Baca Juga: Kongres Uighur Dunia Gelar Protes di Norwegia Peringati 35 Tahun Tragedi Baren

OKI menyerukan pembentukan komisi penyelidikan internasional independen di bawah pengawasan Dewan Keamanan PBB untuk menyelidiki kejahatan tersebut dan semua kejahatan yang dilakukan oleh pendudukan terhadap rakyat Palestina.

Organisasi berpusat di Jeddah, Arab Saudi itu menekankan perlunya negara-negara untuk mengambil semua tindakan politik, ekonomi, dan hukum yang mungkin terhadap Israel, kekuatan pendudukan, untuk memaksanya melaksanakan gencatan senjata segera dan menyeluruh serta mengizinkan bantuan kemanusiaan yang mendesak masuk ke Jalur Gaza.

OKI kembali menyerukan kepada semua negara untuk melaksanakan perintah Mahkamah Internasional dan Mahkamah Kriminal Internasional untuk mempercepat investigasi mereka terhadap kejahatan perang dan genosida terhadap rakyat Palestina, dan mengaktifkan mekanisme peradilan internasional untuk memastikan penuntutan dan hukuman bagi para pelaku genosida. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Para Ahli: Rencana Pemulangan 180.000 Rohingya Harus Didiskusikan

Rekomendasi untuk Anda