Ankara, 19 Muharram 1438/20 Oktober 2016 (MINA) – Organisasi Kerjasama Islam (OKI) pada Rabu (19/10) memasukkan jaringan Feto sebagai organisasi teroris, terkait dengan kudeta gagal di Turki 15 Juli, pernyataan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu.
“Kami berterima kasih kepada Organisasi Kerjasama Islam yang telah menunjukkan solidaritas dengan memahami kepekaan kami dan menyatakan Feto kelompok teror,” postingan Cavusoglu di akun Twitter-nya.
Perhimpunan Parlemen negara-negara OKI bertemu di Tashkent ibukota Uzbekistan pada Selasa (18/20), dan mengeluarkan deklarasi bersama mengecam segala bentuk terorisme.
OKI mengeluarkan deklarasi dan mengungkapkan solidaritas terhadap Turki dalam memerangi aksi-aksi teror, laporan Kantor Berita Islam MINA dari sumber Anadolu.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Pekan lalu, para menteri luar negeri dari negara-negara Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) juga telah menyebut Feto sebagai jaringan teroris dan menekankan dukungan mereka kepada pemerintah Turki untuk menangani jaringan tersebut.
Organisasi Kerjasama Islam (OKI) didirikan tahun 1969, dengan keanggotaan saat ini 57 negara, adalah organisasi antarpemerintah terbesar kedua setelah PBB, dan menggambarkan dirinya sebagai “suara kolektif dunia Muslim”.
Dipimpin oleh Fetullah Gulen, Feto dituduh mengorganisir aksi kudeta gagal Turki serta kampanye untuk menggulingkan pemerintahan melalui infiltrasi lembaga Turki, khususnya militer, polisi, dan pengadilan.
Turki telah berulang kali meminta Amerika Serikat untuk mengekstradisi Fetullah Gulen, yang telah tinggal di pengasingan di Pennsylvania sejak tahun 1999.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
OKI kemudian menyebut untuk memprioritaskan pendekatan politik atas tindakan militer dalam menyelesaikan konflik. (T/P4/P001)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama