Damaskus, MINA – Para ahli dari pengawasan senjata kimia di dunia melanjutkan misinya untuk menyelidiki dugaan serangan gas kimia di Douma, pinggiran Damaskus, meskipun terjadi serangan udara AS dan sekutunya di Suriah.
“Tim Misi Pencarian Fakta dari Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) akan melanjutkan pengerahannya ke Republik Arab Suriah untuk mengumpulkan fakta seputar dugaan penggunaan senjata kimia di Douma,” kata OPCW dalam pernyataan singkat hari Sabtu (14/4), demikian Nahar Net melaporkan.
Pada Sabtu (14/4) subuh waktu Suriah, AS dan sekutu NATO meluncurkan serangkaian serangan udara yang menyasar fasilitas kimia milik pemerintahan Presiden Bashar Al-Assad.
Puluhan rudal menghantam tiga posisi militer di provinsi Homs dan Damaskus, sebagai tanggapan atas dugaan serangan senjata kimia terhadap warga sipil yang dipersalahkan kepada Damaskus dan sekutunya, Rusia dan Iran, demikian The New Arab melaporkan.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Kantor berita nasional Suriah SANA melaporkan, Pemerintah Damaskus mengecam serangan itu dan menyebutnya sebagai “agresi” dan “pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional”.
SANA mengklaim serangan itu untuk “menghalangi kerja” para ilmuwan pengawas kimia yang tiba di ibu kota Suriah untuk menyelidiki pembantaian di Douma.
Media pemerintah itu mengklaim, tiga warga sipil terluka oleh serangan tersebut. (T/RI-1/RS1)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)