Moskow, MINA – Rusia mengklaim bahwa kelompok oposisi bersenjata Suriah sedang menyiapkan serangan kimia “bendera palsu” di provinsi Idlib yang didukung Inggris, bertujuan agar pemerintah Suriah disalahkan.
Menurut pernyataan hari Sabtu (25/8) tersebut, operasi “bendera palsu” itu nantinya akan menjadi dalih bagi kekuatan Barat untuk menargetkan pemerintah Suriah, demikian Times of Israel melaporkan.
Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov mengatakan, kelompok militan Hayat Tahrir Al-Sham sedang mempersiapkan provokasi lain dari penggunaan senjata kimia terhadap penduduk damai provinsi Idlib.
Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi
Dia mengatakan kelompok itu mengirimkan “delapan tank klorin” ke kota Jisr Al-Shughur untuk melakukan serangan dan kemudian dibawa ke desa yang berjarak delapan kilometer (5 mil).
Pernyataan itu juga mengatakan, sekelompok militan terlatih dalam menangani zat beracun di bawah pengawasan spesialis dari perusahaan militer swasta Inggris, Oliva, tiba di kota sehari sebelumnya.
“Para militan memiliki tugas mensimulasi penyelamatan korban serangan senjata kimia yang mengenakan pakaian ‘White Helmet’ yang terkenal,” katanya yang merujuk kepada relawan penyelamat sipil yang beroperasi di wilayah-wilayah oposisi.
Konashenkov menuduh jasa khusus Inggris “terlibat aktif” dalam “provokasi” yang akan “berfungsi sebagai alasan lain bagi AS, Inggris dan Perancis untuk menargetkan pemerintah Suriah dengan serangan udara.”
Baca Juga: Pengadilan Belanda Tolak Gugatan Penghentian Ekspor Senjata ke Israel
Tuduhan Moskow muncul setelah Penasehat Keamanan Nasional Presiden AS Donald Trump, John Bolton, pekan ini mengatakan bahwa Washington akan menanggapi “sangat kuat” jika Presiden Suriah Bashar Al-Assad menggunakan senjata kimia dalam serangan untuk merebut kembali Idlib, salah satu provinsi terakhir yang dikuasai oposisi bersenjata di negara itu. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Macron Resmi Tunjuk Francois Bayrou sebagai PM Prancis