Oleh Ganjar Darussalam, Aktivis Aqsa Working Group (AWG) Jawa Barat
OPINI publik merupakan salah satu elemen penting dalam kehidupan sosial, dia bisa mempengaruhi pikiran Masyarakat secara cepat dan massiv. Jika opini itu positif maka akan mengahsilkan kebaikan, jika sebaliknya justru negatif maka yang terjadi dampak buruk yang dirasakan.
Seperti air hujan yang deras ketika turun ke bumi, bisa saja menyuburkan tanaman dan tumbuhan lainnya, namun lama kelamaan bukan hanya basah dipermukaannya akan tetapi terjadi banjir dan bencana jika tidak ada sumber resapan dan saluran air untuk mengalirkannya.
Dalam Islam, opini publik dapat menjadi alat yang kuat untuk menegakkan kebenaran dan keadilan sesuai fitrahnya. Oleh karena itu, opini yang terbentuk di masyarakat harus berlandaskan pada nilai-nilai Islam yang mendorong kebijaksanaan, keadilan, dan kebaikan untuk semua makhluk.
Baca Juga: Mengapa Mukjizat Nabi Muhammad Al-Qur’an?
Opini Publik dalam pandangan Al-Qur’an dan Hadits
Islam mengajarkan bahwa setiap Muslim berkewajiban memiliki tanggung jawab untuk menyuarakan kebenaran dan mencegah kemungkaran. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:
وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى ٱلْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ ۚ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. (QS. Ali Imran: 104)
Baca Juga: Self-Love Dalam Islam: Antara Qana’ah dan Syukur
Menurut Tafsir Al-Muyassar/Kementerian Agama Saudi Arabia, Dan hendaklah di antara kalian (wahai kaum Mukminin), ada segolongan orang yang mengajak kepada kebaikan dan memerintahkan kepada yang ma’ruf, yaitu sesuatu yang telah diketahui kebaikannya menurut syariat dan akal, dan melarang dari kemungkaran, yaitu apa-apa yang diketahui keburukannya dari segi syariat maupun akal. Mereka itu adalah orang-orang yang beruntung menggapai surga yang penuh kenikmatan.
Selain itu, Rasulullah SAW juga menekankan pentingnya amar ma’ruf nahi munkar dalam membentuk opini publik yang baik. Oleh karena itu, opini publik dalam Islam bukan sekadar pendapat mayoritas, melainkan harus berlandaskan pada prinsip-prinsip syariat.
Nabi saw. bersabda: “Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, hendaknya kalian benar-benar mengajak kepada yang ma’ruf dan benar-benar mencegah dari yang munkar atau jika tidak, niscaya Allah SWT akan mengirimkan hukuman/siksa kepada kalian sebab keengganan kalian tersebut, kemudian kalian berdo’a kepada-Nya namun do’a kalian tidak lagi dikabulkan.” (HR. Tirmidzi dari Hudzaifah ibn al-Yaman, hadits no. 2095).
Sebagai seorang Muslim, kita memiliki kewajiban untuk menjaga opini publik tetap berada di jalur yang benar. Menurut Dr. Yusuf Qardhawi dalam buku Syarah Arkanul Baiah, yang ditulis oleh Majdi Al-Hilali Ali Abdul Halim Mahmud menerangkan, tidak diragukan lagi wajibnya membentuk opini publik yang Islami dan mendukung ideologi Islami.
Baca Juga: Peluang Indonesia di Forum Ekonomi Internasional Rusia-Dunia Islam 2025
Opini publik yang mencintai para Da’i dan mendukungnya, Sekali-kali tidaklah cukup hanya membina seorang muslim yang Ikhlas namun keberadaannya tidak dirasakan oleh Masyarakat, dan dia pun tidak mengenal masyarakatnya serta tidak tergerak dengan urusan masyarakatnya.
Itu karena kehidupan berjarak dari Masyarakat, hanya berinteraksi secara minim, dan bahkan memandang rendah masyarakatnya. Dia merasa puas menyendiri dalam kungkungan spiritual untuk ibadah, ataupun terkungkung di alam intelektual pribadinya sambil membaca buku lalu dia membiarkan Masyarakat mengahdapi permasalahan seorang diri. Padalah di sisi lain berbagai kelompok keyakinan dan ajaran yang menyesatkan dari Syariat Islam tidak tinggal diam. Bahkan mereka berusaha menarik Masyarakat bergabung didalamnya, yang seharusnya Bersama Islam dan Nilai-nilainya.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membentuk opini publik yang Islami antara lain:
- Berlandaskan Kebenaran – Opini yang disuarakan harus berdasarkan fakta dan realita serta mengacu sumber nilai Islam, bukan sekadar asumsi atau kepentingan tertentu.
- Menghindari Fitnah dan Hoaks – Penyebaran informasi palsu dapat merusak tatanan sosial dan menimbulkan perpecahan di tengah masyarakat. Tentunya kita harus senantiasa bertabayyun dari setiap informasi yang diterima.
- Menggunakan Akhlak yang Baik – Dalam menyampaikan pendapat, seorang Muslim harus tetap menjaga etika sopan santun dan adab yang diajarkan dalam Islam.
- Menjaga Persatuan Umat – Opini yang disampaikan hendaknya bertujuan untuk menyatukan, bukan memecah-belah umat. Karena sejatinya Islam itu satu tubuh yang tidak bisa dipisahkan antar bagiannya.
Dalam membangun opini publik tidak hanya harus secara langsung dengan menyampaikan, bisa saja dilakukan di dunia digital, contohnya melalui platform media sosial atau berita online karena dampaknya sangat kuat dalam membentuk persepsi dan memengaruhi keputusan sosial Masyarakat.
Baca Juga: Zakat Produktif: Solusi Mandiri untuk Pengentasan Kemiskinan
Opini publik yang Islami adalah opini yang berlandaskan nilai-nilai kebenaran, keadilan, dan persatuan. Setiap Muslim memiliki peran dalam membentuk opini publik yang positif dan konstruktif. Dengan menjunjung tinggi akhlak Islam dalam menyampaikan pendapat, kita dapat membangun masyarakat yang lebih harmonis dan berlandaskan pada prinsip-prinsip Islam. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Proyeksi Penerapan Hidup Berjamaah di Masa Depan