Tel Aviv, MINA – Pemimpin oposisi Israel dan Ketua Partai Yesh Atid, Yair Lapid, mengecam serangan udara yang dilancarkan penjajah Israel terhadap ibu kota Suriah, Damaskus. Ia menyebut serangan tersebut sebagai tindakan ceroboh yang tidak selaras dengan kepentingan strategis.
“Menyerang Istana Kepresidenan di Damaskus hanya melemahkan rezim Suriah dan tidak membantu tujuan strategis kita,” ujar Lapid dalam wawancara dengan penyiar publik Israel, KAN, Kamis (17/7), seperti dikutip Anadolu Agency.
Menurutnya, tindakan itu menunjukkan bahwa Israel bersikap seolah-olah hukum internasional tidak berlaku bagi mereka. “Ini adalah perilaku sembrono. Timur Tengah melihatnya dan menyadari bahwa kita bertindak tanpa menghargai hukum,” tambahnya.
Lapid juga menyampaikan kekhawatiran serangan tersebut dapat mengganggu upaya stabilisasi yang sedang dilakukan oleh Amerika Serikat dan Eropa di Suriah. Ia mengecam tindakan yang menurutnya justru memperlemah negara Suriah di tengah proses diplomasi.
Baca Juga: AS Tegaskan Tak Dukung Serangan Israel ke Suriah, Desak Gencatan Senjata
Setidaknya tiga orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka dalam serangkaian serangan udara Israel di Damaskus pada Rabu (16/7). Pemerintah Israel mengklaim serangan ditujukan untuk melindungi komunitas Druze di Suriah.
Namun, mayoritas pemimpin Druze di Suriah menolak klaim tersebut. Dalam pernyataan bersama, mereka menegaskan penolakan terhadap campur tangan asing dan menyatakan komitmen mereka terhadap Suriah yang bersatu, serta menolak segala bentuk pemecahan wilayah atau upaya pemisahan.
Pada hari yang sama, suriah/">Kementerian Dalam Negeri Suriah juga mengonfirmasi tercapainya kesepakatan gencatan senjata baru di Suwayda, setelah bentrokan antara kelompok bersenjata Druze dan Bedouin di provinsi selatan yang menewaskan sedikitnya 30 orang.
Kesepakatan tersebut mengatur reintegrasi penuh wilayah Suwayda ke dalam kontrol pemerintah pusat. []
Baca Juga: Lebih dari 80 Anggota Parlemen Inggris Tuntut Sanksi terhadap Israel
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Senator AS Ajukan Kembali RUU Masukkan Ikhwanul Muslimin ke Daftar Teroris