Istanbul, 8 Sya’ban 1435/6 Juni 2014 (MINA) – Seorang anggota terkemuka dari oposisi Suriah mengklaim ada 7.500 kasus yang dikonfirmasi dari perempuan yang diperkosa selama tiga tahun konflik di negara itu.
Noura Al-Ameer, Wakil Presiden Koalisi Nasional Suriah berbicara pada hari Jumat (6/6) di Istanbul saat konferensi pers pada pelanggaran hak-hak perempuan di Suriah, Anadolu Agency yang dikutip MINA.
Al-Ameer mengatakan bahwa jumlah sebenarnya kemungkinan jauh lebih tinggi karena banyak kasus yang tidak dilaporkan.
“Rezim Suriah telah menyetujui taktik mengerikan menyiksa perempuan dan anak-anak,” kata Al-Ameer, mengutip sejumlah kasus di mana perempuan yang ditahan meninggal akibat kekerasan seksual oleh aparat rezim Suriah.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Dia mengatakan, jumlah kasus yang dikonfirmasi dari perempuan yang diperkosa sebanyak 7.500, jumlah yang telah dikonfirmasi oleh SNC dan berbagai asosiasi hak asasi manusia.
Alaa Homsi, seorang aktivis HAM yang ditahan selama enam bulan di sebuah penjara militer di Damaskus, mengatakan tidak ada yang bisa bertanya apakah wanita Suriah diperkosa atau tidak di penjara.
“Itu adalah isu yang sensitif,” katanya.
Homsi mengaku telah disiksa secara sistemik oleh petugas rezim Suriah.
“Saya disetrum listrik, digantung dari langit-langit dengan tangan kiri dalam posisi itu selama berjam-jam dan dipukuli,” ujarnya dan ia mengatakan bahwa wanita digantung dalam posisi seperti dirinya tanpa sehelai benang pun.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Asma Faraj, yang dipenjara selama satu tahun dan satu bulan di penjara bersama Homsi, mengatakan ia mendengar suara perempuan yang diperkosa dan dia tahu kasus di mana pejabat penjara mendistribusikan pil KB.
Faraj ditahan karena dia punya telepon satelit. Rezim Suriah telah memblokir panggilan internasional dan akses internet untuk membatasi informasi yang keluar dari negara itu.
“Penyidik memukuli saya setiap hari. Saya disiksa secara sistemik,” kata Faraj.
Dia juga mencatat bahwa tahanan yang sakit ditolak pengobatannya.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
“Penjaga Suriah berteriak pada mereka: ‘Matilah, kami tidak peduli’,” kata Faraj di depan orang banyak yang hadir dalam konferensi itu. “Kami di sini bukan untuk mengatakan bagaimana mereka menyiksa kami, tapi kami ingin file-file dikirim ke Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) dan masyarakat internasional agar menghentikan bencana ini.”
Pengadilan dimaksudkan untuk menuntut para individu atas kejahatan terhadap kemanusiaan, kejahatan perang dan genosida di Suriah, namun anggota tetap Dewan Keamanan PBB Rusia dan Cina telah memblokir upaya untuk menyeret Suriah ke ICC.
Alaa Tabbab, peneliti sekaligus Direktur Media SNC, menyerukan kepada masyarakat internasional untuk bertindak terhadap pelanggaran kepada perempuan Suriah,
“Beberapa wanita yang diperkosa dibunuh oleh keluarganya karena mereka menganggapnya aib bagi keluarga mereka. Jadi, wanita mengalami penderitaan ganda,” ujar Tabbab. (T/P09/R2)
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)