Damaskus, 4 Rabi’ul Akhir 1438/3 Januari 2017 (MINA) – Kelompok oposisi Suriah yang menandatangani gencatan senjata yang ditengahi Rusia-Turki telah mengumumkan bahwa mereka menangguhkan pembicaraan damai yang direncanakan.
Daerah oposisi – khususnya kantong oposisi kecil dekat Damaskus – telah diserang berulang selama empat hari terakhir di masa gencatan senjata, hal itu yang membuat pemimpin kelompok memutuskan menunda pembicaraan damai.
“Di saat pelanggaran ini terus terjadi, faksi-faksi oposisi mengumumkan pembekuan semua diskusi terkait dengan negosiasi Astana (Kazakhstan),” kata mereka dalam pernyataan bersama. Demikian The New Arab memberitakan yang dikutip MINA.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
“(Kami) menghormati gencatan senjata di seluruh Suriah, tapi rezim dan sekutunya belum berhenti menembak dan telah meluncurkan pelanggaran besar dan sering, terutama di daerah (oposisi) Wadi Barada dan Ghouta Timur,” kata pernyataan oposisi, mengacu pada dua daerah oposisi yang terkepung di pinggiran Damaskus.
Wadi Barada adalah sebuah lembah kantong oposisi yang berada di bawah serangan berkelanjutan oleh pasukan Suriah sejak gencatan senjata Kamis (29/12) malam.
Di daerah ini terdapat sebuah mata air yang memasok air minum ke Damaskus. Terlihat milisi Hizbullah Lebanon, sekutu pemerintah, berusaha untuk memenangkan lembah itu untuk sekutunya.
Sementara untuk sebagian besar di wilayah lain negeri itu tercipta kondisi damai.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Tentara Pembebasan Suriah (FSA) yang adalah salah satu kelompok oposisi bersenjata utama di Wadi Barada, mengancam akan membatalkan gencatan senjata jika pengeboman terus berlanjut terhadap mereka.
Meskipun demikian, Rusia yang mendukung Pemerintah Suriah dan Turki yang mendukung oposisi telah merencanakan pembicaraan pada akhir bulan ini di Astana, ibukota Kazakhstan.
Namun, pembicaraan damai itu telah menjadi sangat kontroversi karena tanpa berkonsultasi dengan PBB. (T/RI-1/RS2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama