Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ORGANISASI HAM PALESTINA PERINGATKAN SITUASI KEMANUSIAAN SEMAKIN MEMBURUK DI GAZA

Admin - Sabtu, 13 Juli 2013 - 01:38 WIB

Sabtu, 13 Juli 2013 - 01:38 WIB

596 Views ㅤ

Gaza City, 5 Ramadhan 1434/13 Juli 2013(MINA) – Sebuah organisasi HAM Palestina meminta pemerintah Mesir untuk membuka penuh perbatasan Rafah demi alasan kemanusiaan, dan untuk mengakhiri penderitaan ribuan warga yang terlantar di gerbang keluar-masuk Gaza itu.

Pusat HAM Palestina (Palestinian Center for Human Rights/PCHR) menyatakan dalam sebuah pernyataan resminya, Jumat (12/7), keprihatinan mendalam atas situasi kemanusiaan yang semakin memburuk di Jalur Gaza, terutama mengingat penutupan seluruh perbatasan Jalur Gaza yang terjadi selama beberapa tahun terakhir.

Pihak Mesir memungkinkan penduduk Jalur Gaza untuk melakukan perjalanan melalui perbatasan Gaza-Mesir, Rafah International Crossing Point, yang merupakan satu-satunya saluran komunikasi antara warga Gaza dan dunia luar.

Namun pembatasan jalur keluar-masuk Gaza-Mesir dilakukan Mesir pada perbatasan Rafah, termasuk pasien, mahasiswa, orang-orang yang memegang residensi di Mesir atau di luar negeri, pria di atas 40 tahun, wanita di segala usia, anak di bawah 18 tahun, orang yang memegang bangsa Arab dan asing, anggota parlemen Arab dan delegasi kemanusiaan internasional.

Baca Juga: Hamas Kutuk Agresi Penjajah Israel terhadap Suriah

PCHR melaporkan, perbatasan Rafah terbuka tujuh hari dalam sepekan. Pada Jumat (5/7), pemerintah Mesir menutup titik persimpangan karena situasi saat ini di Mesir. Selain penutupan perbatasan Rafah, hampir seluruh terowongan juga ditutup militer Mesir.

Menurut sumber pejabat perbatasan Palestina, Rafah dibuka kembali pada Rabu (10/7), namun membatasi jalur keluar-masuk bagi warga yang menyeberang di perbatasan Rafah setiap harinya.

360 Pasien Dalam Bahaya

Sementara Departemen Kementerian Kesehatan Palestina mengumumkan dalam sebuah pernyataan resminya, penutupan perbatasan Rafah menempatkan kehidupan 360 pasien dalam bahaya.

Baca Juga: Pemukim Yahudi Ekstremis Rebut Rumah Warga Yerusalem di Silwan  

Pernyataan itu menjelaskan bahwa pasien tersebut memiliki dokumentasi referensi resmi untuk dirawat di luar negeri, tetapi menutup Rafah oleh pemerintah Mesir mencegah mereka untuk mendapatkan perawatan, 26 dari mereka terserang penyakit kanker dan mereka harus menjalani perawatan rutin.

Direktur Ambulan dan Unit Darurat di Departemen Kesehatan Palestina, Yahya Khader mengatakan, ada 20 kasus kritis memerlukan perawatan segera di luar negeri di samping 200 kasus dengan acuan resmi guna diperlakukan di luar negeri yang termasuk 12 epilepsi, 26 kanker, 44 kebutuhan operasi mendesak, 28 penyakit optik, 16 penyakit jantung, 52 penyakit tulang dan 28 pasien dengan penyakit yang berbeda.

Ia menyatakan keprihatinan serius di atas pembatasan Rafah pada hari-hari berikutnya yang memiliki dampak negatif pada pasien, lapor kator berita berbasis di Gaza AlRay yang dikutip kantor berita Islam (Mi’raj News Agency).

“Setiap keterlambatan sesi pengobatan mempengaruhi kesehatan pasien” kata Khader mendesak Otoritas Mesir untuk kembali membuka penuh perbatasan Rafah.

Baca Juga: Media Ibrani: Netanyahu Hadir di Pengadilan Atas Tuduhan Korupsi

Hapus Blokade Gaza

PCHR juga menunjukkan kepada kondisi yang sulit dialami warga Palestina di Jalur Gaza di bawah kebijakan hukuman kolektif dan blokade yang diberlakukan oleh otoritas Israel pada semua penyeberangan sekitar Jalur Gaza.

Penutupan ilegal dari Jalur Gaza yang terus diperketat sejak Juni 2007 berdampak buruk pada situasi kemanusiaan dan ekonomi di Jalur Gaza. Pemerintah Israel menerapkan tindakan untuk merusak kebebasan perdagangan, termasuk kebutuhan dasar bagi penduduk Jalur Gaza dan produk pertanian dan industri yang akan diekspor.

Selama enam tahun berturut-turut, Israel telah memperketat blokade jalur darat dan laut untuk mengisolasi Jalur Gaza dari akses menuju Tepi Barat, termasuk kota Al-Quds di mana Masjid Al-Aqsha berada, dan negara-negara lain di seluruh dunia.

Baca Juga: Hamas Sayangkan Terbunuhnya Pejuang Perlawanan di Tepi Barat, Serukan Faksi Palestina Bersatu

Hal tersebut mengakibatkan pelanggaran berat terhadap hak-hak ekonomi, sosial, dan budaya serta kemerosotan kondisi hidup bagi 1,7 juta jiwa itu.

PCHR menyerukan masyarakat internasional untuk segera campur tangan dan menekan pemerintah Israel untuk membuka semua perbatasan, menghapus blokade di Jalur Gaza, dan menghentikan kebijakan hukuman kolektif yang diterapkan terhadap warga sipil. (T/P02/R2).

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Penjajah Israel Serang Sejumlah Desa dan Kota di Tepi Barat  

 

Rekomendasi untuk Anda

Desa Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah terendam banjir pada Februari 2024. (Istimewa)
Indonesia
girl's hand holding
Khadijah
Indonesia