Jeddah, MINA – Konjen RI di Jeddah M Hery Saripudin membuka Orientasi Tenaga Musim Haji 2018 yang diikuti 871 peserta, di Jeddah, Sabtu (14/7).
Ia mengajak tenaga-tenaga pendukung PPIH Arab Saudi untuk bekerja secara “bersih” dan sungguh-sungguh dalam memberikan pelayanan kepada jemaah haji Indonesia yang pada 2018 jumlah keseluruhannya mencapai 221.000 orang.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
“Luruskan niat, semata untuk ibadah kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Apa yang dikerjakan selama bertugas adalah ibadah, sehingga nantinya siap melayani tamu-tamu Allah,” kata Saripudin, demikian keterangan dari Tim Media KJRI Jeddah.
Menurut Konjen, adalah keliru kalau niatnya hanya untuk mengejar honor apalagi mencari peluang bisnis.
“Ini tugas mulia, jangan merendahkan diri. Kita adalah satu tim untuk menyukseskan pelaksanaan ibadah haji. Mengantar calon haji mencapai haji mabrur dengan niat bersih dan semangat melayani,” jelasnya.
Saripudin mengingatkan peserta orientasi, ada lima perkara yang harus dipahami agar dapat menjalankan tugas sebaik-baiknya.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
“Pertama, kenali siapa Jemaah haji Indonesia itu, kalau tidak mengenal siapa mereka, bagaimana bisa melayani,” ujarnya.
Dari 221.000 orang jemaah haji, lebih dari 98 persen adalah calon haji yang baru pertama kali menjalankan ibadah haji.
“Atau, bahkan pertama kali ke luar negeri,” katanya dengan menambahkan lebih dari 70 persen jemaah haji Indonesia berusia di atas 60 tahun yang memiliki risiko tinggi dalam hal kesehatan dan pengetahuan.
Kedua, petugas haji harus memiliki pengetahuan tentang ibadah haji itu sendiri. “Petugas harus tahu apa Rukun Haji, mana yang wajib dan mendasar. Jangan karena bertugas sebagai supir, tidak mau membantu di luar tugasnya. Boleh jadi jemaah haji akan bertanya kepada petugas,” kata Saripudin.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Hal ketiga yang perlu diketahui petugas adalah peraturan pemerintah Arab Saudi tentang pelaksanaan ibadah haji dan juga tentang adat istiadat lokal.
Konjen mencontohkan masih ada petugas haji yang masih tidak mengetahui batas maksimal uang tunai yang bisa dibawa ke Arab Saudi.
Saripudin juga menyebutkan adanya jemaah yang membawa obat dan rokok dalam jumlah yang berlebihan, sehingga tertahan saat pemeriksaan di imigrasi.
Faktor lainnya, ujar Saripudin, adalah petugas haji harus mengetahui wewenang dan tanggungjawab masing masing. “Kalau ada masalah harus mengetahui kepada siapa harus melapor,” ujarnya.
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon
Terakhir Konjen mengingatkan petugas haji adalah duta bangsa yang gerak-geriknya mempengaruhi nama baik negara.
“Jaga nama Indonesia, kalian adalah duta-duta Indonesia yang dibayar oleh para pembayar pajak. Pegang amanah sebaik baiknya,” kata Saripudin.
Pada kesempatan yang sama, Staf Teknik Haji I Ahmad Dumyathi Bashori mengatakan orientasi yang akan berlangsung tiga hari itu bertujuan membentuk petugas haji yang berintegrasi dan berkualitas.
Dari 891 orang yang terpilih, 665 di antaranya adalah tenaga musim haji yang direkrut Kementerian Agama, 169 tenaga kesehatan dan 125 mahasiswa Indonesia di Timur Tengah.
Baca Juga: Perdana Menteri Malaysia Serukan Pengusiran Israel dari PBB
Pembukaan orientasi juga dihadiri sejumlah pejabat KJRI Jeddah, pimpinan PPIH Arab Saudi dari unsur Kementerian Agama dan Kementerian Kesehatan. (L/K02/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)