Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ormas dan Tokoh Masyarakat Ramai-Ramai Tolak Rencana Evakuasi Warga Gaza

Widi Kusnadi Editor : Rudi Hendrik - 45 detik yang lalu

45 detik yang lalu

0 Views

Para tokoh dari NU dan Muhammadiyah (foto: Fpik)

Jakarta, MINA – Rencana Presiden Prabowo Subianto untuk mengevakuasi 1.000 warga Gaza ke Indonesia mendapat penolakan keras dari  organisasi masyarakat dan para tokoh masyarakat. Ormas seperti: Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan para tokoh seperti Ustaz Salim A Fillah menilai bahwa langkah tersebut justru dapat dianggap mendukung agenda pengosongan Gaza yang digagas oleh Israel dan Amerika Serikat.

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Ulil Abshar Abdalla, yang akrab disapa Gus Ulil, mengkritik rencana itu dengan tajam. Gus Ulil menyebut relokasi warga Gaza bukanlah solusi, melainkan sebuah blunder politik yang menguntungkan Israel.

Relokasi itu sama saja dengan mendukung pengosongan Gaza. Ini blunder politik yang tidak kita harapkan dari pemimpin bangsa,” ujar Gus Ulil dalam pernyataan resminya pada Rabu (9/4).

Sementara itu, pimpinan Pusat Muhammadiyah juga mengutarakan kritik keras terhadap rencana tersebut. Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas menyatakan bahwa evakuasi warga Gaza ke Indonesia hanya akan memperparah situasi.

Baca Juga: Musisi Senior Titiek Puspa Meninggal dalam Usia 87 Tahun

“Sebaiknya Prabowo jangan ikut-ikutan mengevakuasi rakyat Gaza ke Indonesia karena jika hal itu terjadi, Prabowo jangan mimpi Israel akan mau menerima kembali warga Gaza yang sudah dievakuasi tersebut,” tegas Anwar Abbas.

Menurut Muhammadiyah, solusi yang lebih baik adalah memperjuangkan hak-hak rakyat Gaza untuk tetap tinggal di tanah air mereka, bukan memindahkan mereka ke tempat yang jauh dari akar budaya dan sejarah mereka.

Buya Anwar  yang juga merupakan Wakil Ketua Umum MUI juga mempertanyakan motivasi di balik rencana Presiden Prabowo. Ia menilai bahwa rencana evakuasi ini dapat menjadi bagian dari strategi halus Israel untuk mengusir warga Palestina dari Gaza.

“Jangan sampai kita terjebak dalam tipu muslihat Israel. Evakuasi ini bisa menjadi alat mereka untuk menghapus eksistensi rakyat Palestina di tanah air mereka,” katanya.

Baca Juga: MER-C Desak Dunia Internasional Hentikan Kebrutalan Zionis Israel di Gaza

MUI mengingatkan bahwa langkah terbaik adalah mendukung perjuangan rakyat Gaza di tanah mereka sendiri, bukan menjadi bagian dari strategi pengosongan wilayah yang bertentangan dengan prinsip keadilan.

Penceramah kondang, Ustaz Salim A Fillah mengatakan bahwa cara membela Gaza adalah dengan penghentian genosida, bukan melakukan evakuasi.

“Pengalaman selama ini, warga G4z4 yang keluar tidak akan bisa masuk lagi. Meski maksud Presiden @prabowo baik, untuk memberi pengobatan lalu mengembalikan ke daerah asal; evakuasi massal akan memuluskan langkah penjajah untuk melakukan ethnic cleansing dan menduduki G4z4 sepenuhnya seperti pembicaraan Trump dan N3t4ny4h00,” tulisnya melalui laman Instagram salimafillah_official pada Rabu (9/4).

Rencana evakuasi ini muncul di tengah meningkatnya eskalasi konflik antara Israel dan Hamas di Gaza. Israel, dengan dukungan Amerika Serikat, diduga memiliki agenda untuk mengosongkan Gaza dari warganya, dengan dalih menciptakan stabilitas di kawasan. Dalam beberapa tahun terakhir, tekanan terhadap warga Gaza terus meningkat, mulai dari blokade, serangan militer, hingga usulan relokasi warga.

Baca Juga: Ratusan Pegiat Dakwah dan Kemanusiaan Apel Bersama di Ponpes Al-Fatah

Presiden Prabowo sebelumnya menyatakan bahwa rencana ini adalah bentuk kepedulian kemanusiaan Indonesia terhadap penderitaan rakyat Gaza. Namun, penolakan dari tiga ormas besar ini menyoroti kekhawatiran bahwa langkah tersebut dapat berimplikasi negatif terhadap perjuangan rakyat Palestina. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Indonesia Desak Pengakuan Palestina dalam Sidang Parlemen Dunia ke-150 di Tashkent

Rekomendasi untuk Anda