Gaza, MINA – Dokter yang melakukan otopsi terhadap 15 petugas medis dan petugas penyelamat yang sengaja dibunuh oleh pasukan Israel pada Maret lalu mengungkapkan bahwa sebagian besar korban menderita luka tembak di kepala dan dada, beserta luka yang disebabkan oleh bahan peledak.
Dilansir dari Al Mayadeen, Kamis (17/4) Pembunuhan tersebut memicu kecaman luas setelah terungkap bahwa pasukan pendudukan Israel menembaki paramedis dari Bulan Sabit Merah Palestina, Pertahanan Sipil, dan tim yang berafiliasi dengan PBB, saat mereka sedang melakukan misi penyelamatan di Gaza Selatan.
Para korban dan kendaraan mereka kemudian ditemukan terkubur di kuburan massal berpasir oleh pasukan Israel. Setelah menggali jenazah tersebut, PBB menyatakan bahwa para pekerja tersebut tampaknya telah “dieksekusi satu per satu.”
Peluru peledak merobek tubuh korban, kata gaza/">ahli patologi Gaza.
Baca Juga: Sektor Media Gaza Hancur, 143 Jadi Sasaran Zionis Israel
Dr. Ahmed Dhair, ahli patologi forensik yang berbasis di Gaza, yang memeriksa 14 dari 15 mayat, mengatakan, “Kami menemukan luka sayatan, luka tusuk akibat peluru, dan cedera yang disebabkan oleh bahan peledak—kebanyakan di dada, perut, punggung, dan kepala.”
Ia menambahkan bahwa peluru peledak atau peluru “kupu-kupu” yang dirancang untuk menghancurkan bagian dalam tubuh, juga digunakan.
“Dalam satu kasus, peluru meledak di dada, dan pecahannya berserakan di dalam tubuh. Dalam kasus lain, pecahan peluru ditemukan tertanam di punggung korban,” kata Dhair.
Israel telah mengakui pembunuhan tersebut, setelah awalnya mengeklaim kendaraan tersebut berperilaku “mencurigakan” tanpa lampu, versi yang kemudian dibantah oleh bukti.
Baca Juga: UNICEF: Blokade Bantuan Membuat Anak-Anak Gaza ke Jurang Kehancuran
Israel selanjutnya mengeklaim—tanpa menunjukkan bukti publik—bahwa enam dari korban yang tidak bersenjata adalah anggota Hamas, klaim yang kemudian dibantah oleh Bulan Sabit Merah Palestina.
Pengungkapan ini diharapkan dapat memicu tuntutan yang semakin besar kepada Israel, untuk memberikan penjelasan yang transparan tentang apa yang oleh kelompok hak asasi manusia digambarkan sebagai kemungkinan kejahatan perang. Israel sendiri mengatakan bahwa kasus tersebut masih dalam penyelidikan. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Perjuangan Sehari-hari Warga Gaza untuk Bertahan Hidup Dalam Blokade Israel