Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pakar Hukum: Putusan ICJ Bagian dari Eskalasi Tekanan terhadap Israel

sajadi - Senin, 29 Januari 2024 - 14:42 WIB

Senin, 29 Januari 2024 - 14:42 WIB

6 Views

Jakarta, MINA – Fajri Matahati Muhammadin, PhD, Pakar Hukum Internasional dari Universitas Gajah Mada memberikan tanggapan terkait putusan Mahkamah Internasional (ICJ) atas gugatan yang diajukan oleh Afrika Selatan terhadap Israel dengan tuduhan genosida di Jalur Gaza.

Fajri menjelaskan, putusan tersebut merupakan bentuk eskalasi tekanan internasional yang semakin meningkat terhadap Israel atas pendudukannya di Palestina.

“Kalo dikatakan apakah putusan ini akan menyebabkan pengucilan mungkin susah untuk mengatakan itu, namun putusan itu saya melihatnya sebagai bagian dari eskalasi tekanan terhadap Israel yang sedang meningkat secara eksponensial,” kata Fajri kepada MINA dalam wawancara ekslusif secara daring, Ahad (28/1).

Menurutnya, tekanan internasional terhadap Israel semakin meningkat sejak 2002, terutama dari Majelis Umum PBB yang sudah mengeluarkan berbagai resolusi terkait Palestina dan bahkan Mahkamah Internasional pada 2004 sudah pernah mengeluarkan fatwa hukum mengenai pembangunan tembok Yerusalem yang dianggap ilegal.

Baca Juga: BRIN bersama MAB-UNESCO Indonesia Finalisasi Tinjauan Berkala Tujuh Cagar Biosfer

Selain itu, tekanan juga datang dari dalam negeri Israel sendiri dengan terjadi demonstrasi besar-besaran menuntut pemerintah mundur dan di Amerika Serikat, Presiden Joe Biden sedang digugat oleh pengadilan karena diduga membantu genosida.

“Jadi tekanan terjadi di sana-sini,” katanya.

Walaupun isi dari putusan ICJ tersebut dinilai nyaris tidak bermanfaat bagi Palestina, Fajri menyebut ini baru putusan awal dan akan terus berlanjut hingga genosida dapat dibuktikan.

Terdapat enam poin putusan penting Mahkamah Internasional yang diumumkan pada Jumat (26/1) di Den Haag, Belanda.

Baca Juga: Datangkan Instruktur Perancis, Ukhuwah Al-Fatah Rescue Gelar Pelatihan Urban SAR

Pertama, Israel harus mengambil semua langkah untuk mencegah tindakan apa pun yang dapat dianggap sebagai genosida, termasuk membunuh anggota suatu kelompok, menyebabkan kerusakan fisik, menimbulkan kondisi yang dirancang untuk membawa kehancuran suatu kelompok, hingga mencegah kelahiran.

Kedua, Israel harus memastikan bahwa militernya tidak melakukan tindakan genosida apapun. Putusan ini mendapatkan lima belas suara berbanding dua hakim.

Ketiga, Israel harus mencegah dan mengambil tindakan kepada setiap komentar publik yang dapat dianggap sebagai hasutan untuk melakukan genosida di Gaza. Putusan ini mendapatkan enam belas suara berbanding satu hakim.

Keempat, Israel harus mengambil langkah-langkah segera dan efektif untuk memastikan akses kemanusiaan, termasuk akses penyediaan layanan dasar dan bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan untuk mengatasi kondisi kehidupan buruk yang dihadapi warga Palestina di Jalur Gaza. Putusan ini mendapatkan enam belas suara berbanding satu hakim.

Baca Juga: Sejak 2023, Kominfo Blokir 3,3 Juta Konten Judi Online

Kelima, Israel harus mencegah penghancuran barang bukti yang dapat digunakan dalam kasus genosida. Putusan ini mendapatkan lima belas suara berbanding dua hakim.

Keenam, Israel harus menyerahkan laporan kepada pengadilan dalam waktu satu bulan sejak perintah ini diberikan. Putusan ini mendapatkan lima belas suara berbanding dua hakim.

Keputusan Mahkamah Internasional tersebut didasarkan pada permintaan Afrika Selatan, 29 Desember 2023 lalu, yang mengajukan Permohonan untuk memulai proses hukum terhadap Israel sehubungan dengan dugaan pelanggaran oleh Israel terhadap kewajibannya berdasarkan Konvensi Pencegahan dan Penghukuman Kejahatan Genosida (Konvensi Genosida) sehubungan dengan agresi terhadap warga Palestina di Jalur Gaza. (L/RE1/B04)

 

Baca Juga: Cuaca Jakarta Kamis Ini Mayoritas Berawan

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Palestina
Internasional
Indonesia
MINA Preneur
MINA Health
MINA Health