New York, MINA – Kelompok Islamic State (ISIS/Daesh) masih memimpin sekitar 5.000 – 7.000 anggota di Suriah dan Irak, para anggotanya menjadi ancaman teroris paling serius di Afghanistan saat ini, kata pakar PBB dalam sebuah laporan yang diedarkan Senin (14/8).
Para ahli yang memantau sanksi terhadap kelompok militan tersebut, mengatakan, selama paruh pertama tahun 2023 ancaman yang ditimbulkan oleh ISIS tetap “kebanyakan tinggi di zona konflik dan rendah di area non-konflik.” Arab News melaporkan.
Namun, panel tersebut mengatakan dalam sebuah laporan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa “situasi keseluruhan bersifat dinamis.” Meskipun kehilangan kepemimpinan dan berkurangnya aktivitas di Suriah dan Irak, risiko kebangkitan ISIS tetap ada.
“Kelompok itu telah mengadaptasi strateginya, menyatukan dirinya dengan penduduk lokal, dan telah berhati-hati dalam memilih pertempuran yang kemungkinan akan mengakibatkan kerugian terbatas, sambil membangun kembali dan merekrut dari kamp-kamp di timur laut Republik Arab Suriah dan dari komunitas yang rentan, termasuk di negara-negara tetangga,” kata para ahli.
Baca Juga: Komunitas Arab di Inggris Desak PM Keir Starmer Hentikan Genosida di Gaza
ISIS mendeklarasikan kekhalifahan gadungan di sebagian besar wilayah di Suriah dan Irak yang direbutnya pada tahun 2014. Ia dinyatakan kalah di Irak pada tahun 2017 setelah pertempuran tiga tahun yang menyebabkan puluhan ribu orang tewas dan kota-kota hancur. Namun, sel tidurnya tetap ada di kedua negara.
Di timur laut Suriah, sekitar 11.000 tersangka milian ISIS ditahan di fasilitas Pasukan Demokratik Suriah pimpinan Kurdi, yang telah memainkan peran penting dalam perang melawan ISIS, kata panel tersebut. Mereka termasuk lebih dari 3.500 warga Irak dan sekitar 2.000 dari hampir 70 negara, katanya.
Suriah Timur Laut juga merupakan lokasi dua kamp tertutup – Al-Hol dan Roj – di mana para ahli mengatakan, sekitar 55.000 orang yang diduga memiliki hubungan atau ikatan keluarga dengan ISIS hidup dalam kondisi “mengerikan” dan “kesulitan kemanusiaan yang signifikan.”
Sekitar dua pertiga dari populasi adalah anak-anak, termasuk lebih dari 11.800 orang Irak, hampir 16.000 orang Suriah dan lebih dari 6.700 anak muda dari lebih 60 negara lain, kata para ahli.
Baca Juga: Di KTT G20 Brasil, Erdogan Tegaskan Pentingnya Gencatan Senjata di Gaza
Panel tersebut mengutip satu negara yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan bahwa ISIS telah mempertahankan program “Cubs of the Khilafah”, merekrut anak-anak di kamp Al-Hol yang penuh sesak. Selain itu, lebih dari 850 anak laki-laki, sebagian berusia 10 tahun, berada di pusat penahanan dan rehabilitasi di timur laut, kata para ahli.
Di Afghanistan, panel mengatakan, anggota PBB menilai kelompok ISIS merupakan ancaman teroris paling serius bagi negara dan wilayah yang lebih luas. ISIS dilaporkan telah meningkatkan kemampuan operasionalnya dan sekarang memiliki sekitar 4.000 hingga 6.000 anggota dan keluarga di Afghanistan, katanya.
Beberapa negara menilai bahwa afiliasi ISIS di Sahel Afrika “menjadi semakin otonom dan telah memainkan peran penting dalam eskalasi kekerasan di wilayah tersebut, bersama dengan kelompok teroris lainnya,” kata mereka, merujuk pada meningkatnya serangan ISIS di beberapa front di Mali dan pada tingkat yang lebih rendah di Burkina Faso dan Niger. (T/RI-1/P2)
Baca Juga: AS Sanksi Organisasi dan Perusahaan Israel Pendukung Kolonialisme
Mi’raj News Agency (MINA)