Islamabad, 7 Sya’ban 1428/3 Mei 2017 (MINA) – Pakistan menyambut baik tawaran Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan untuk membantu dialog antara Pakistan dan India dalam menyelesaikan perselisihan di Kashmir.
Penasihat urusan luar negeri Pakistan, Sartaj Aziz, mengatakan pada Selasa (2/5) bahwa upaya menyelesaikan sengketa di Jammu dan Kashmir bisa ditempuh lewat jalur multilateral
“(Pakistan) mendukung sebuah pendekatan multilateral untuk menyelesaikan perselisihan Jammu dan Kashmir dengan segera mengakhiri pertumpahan darah di wilayah Kashmir yang diduduki India,” ujarnya seperti dimuat Anadolu yang dikutip MINA.
Menjelang kedatangan pemimpin Turki di New Delhi awal pekan ini untuk kunjungan dua hari, Erdogan menggambarkan India dan Pakistan sebagai sahabat Turki dan mengatakan dia ingin membantu menyelesaikan masalah Kashmir.
Baca Juga: Erdogan Umumkan ‘Rekonsiliasi Bersejarah’ antara Somalia dan Ethiopia
Kashmir, sebuah wilayah Himalaya yang berpenduduk mayoritas Muslim, dikuasai oleh India dan Pakistan di beberapa bagian dan diklaim oleh keduanya secara penuh. Sepotong kecil Kashmir juga dikontrol oleh Cina.
Sejak Kashmir terbagi pada 1947, Pakistan dan India telah terlibat dalam tiga perang – pada tahun 1948, 1965, dan 1971 – dua di antaranya terkait di Kashmir.
Kelompok perlawanan Kashmir di Jammu dan Kashmir telah berperang melawan pemerintah India untuk meraih kemerdekaan, atau untuk menyatukan wilayah itu dengan Pakistan.
Aziz mengatakan Pakistan selalu menyambut baik pernyataan dan upaya yang ditujukan untuk menangani masalah hak asasi manusia di Kashmir yang diduduki India dan penyelesaian sengketa.
Baca Juga: Trump: Rakyat Suriah Harus Atur Urusan Sendiri
“Dalam konteks ini, usulan kontra India bahwa mereka siap untuk melakukan dialog bilateral dengan Pakistan tidak lagi dapat dipercaya karena dalam dua dekade terakhir, India telah menghancurkan semua peluang dialog untuk menyelesaikan masalah Kashmir sesuai dengan resolusi Dewan Dewan Keamanan PBB yang relevan di Kashmir,” tambahnya.
Menurut media India, New Delhi ‘secara diam-diam’ menolak tawaran Erdogan, dengan mengatakan bahwa solusi terhadap Kashmir hanya dapat ditemukan melalui pembicaraan bilateral dengan Islamabad.
“Isu Kashmir memiliki dimensi terorisme lintas batas yang perlu dihentikan oleh mereka yang melanggengkannya,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri India, Gopal Baglay, seperti dikutip Hindustan Times pada Senin, tanpa menyebutkan nama Pakistan.
Lebih dari 70.000 orang dilaporkan terbunuh dalam konflik Kashmir sejak 1989. India menempatkan lebih dari setengah juta tentara di wilayah yang disengketakan tersebut.(T/R11/RS3)
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Parlemen Brasil Keluarkan Laporan Dokumentasi Genosida di Gaza