Ramallah, MINA – Pejabat Palestina dan Yordania mengecam peta Israel yang mengeklaim wilayah beberapa negara Arab sebagai bagian dari apa yang disebut “Israel Raya.”
Dilansir dari Press TV, Nabil Abu Rudeineh, Juru Bicara Otoritas Palestina yang berpusat di Ramallah, menggambarkan peta yang dibagikan oleh akun media sosial Israel pekan ini sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap semua resolusi dan hukum internasional.
Ia mengatakan, kebijakan pendudukan Israel, serangan oleh pemukim, dan penyerbuan tanpa henti di kompleks Masjid al-Aqsa membutuhkan “sikap internasional yang mendesak untuk menghentikan apa yang dialami rakyat Palestina dari perang dan kehancuran.”
Juru bicara itu juga meminta pemerintahan AS yang baru untuk menghentikan dukungan tanpa syarat terhadap semua kebijakan Israel yang merusak keamanan dan perdamaian di Asia Barat.
Baca Juga: Para Pemimpin Arab Tiba di Mesir Hadiri Pertemuan Darurat terkait Gaza
Sebagian wilayah Palestina, Yordania, Suriah, dan Lebanon dimasukkan dalam peta tersebut.
Kementerian Luar Negeri Yordania juga menggambarkan dokumen itu sebagai “provokatif dan tidak berdasar.”
Kementerian tersebut mengatakan, tindakan Israel yang berdasarkan rasisme tidak akan melemahkan kedaulatan Yordania atau mengubah hak-hak sah rakyat Palestina.
Rezim Israel harus “segera menghentikan tindakan provokatif ini dan menghentikan pernyataan sembrono, yang hanya memicu ketegangan dan berkontribusi pada ketidakstabilan kawasan,” tambahnya.
Baca Juga: Tentara Zionis Terus Serang Warga Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem
Kementerian tersebut mengatakan bahwa penerbitan peta tersebut bertepatan dengan “pernyataan rasis” yang dibuat oleh menteri Israel sayap kanan Bezalel Smotrich mengenai aneksasi Tepi Barat yang Diduduki dan pembangunan permukiman di Jalur Gaza yang diblokade.
Di Gaza, banyak tentara Israel terlihat menunjukkan ambisi ekspansionis rezim mereka dengan mengenakan tambalan pada seragamnya yang menggambarkan peta rezim Israel yang meluas ke banyak negara regional, termasuk Suriah dan Irak. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Dokumenter Palestina “Delayed Retrieval” Raih Penghargaan Film Pendek Terbaik di Italia