Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PALESTINA SEBELUM PEMERINTAHAN ISLAM

Rana Setiawan - Rabu, 18 Maret 2015 - 05:54 WIB

Rabu, 18 Maret 2015 - 05:54 WIB

1324 Views

rana

Rana Setiawan (Dokpri)

Oleh: Rana Setiawan, Wartawan Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Hakikat konflik Arab-Israel telah dipahami secara keliru selama lebih dari setengah abad sejak pencaplok Zionis mendirikan secara sepihak negeri Yahudi di tanah Palestina tahun 1948 dengan nama Israel.

Dalam pendahuluan buku “Perjuangan Palestina Masa Kini”, Imaamul Muslimiin Yakhsyallah Mansur menjelaskan, Zionisme internasional berhasil melukiskan konflik Palestina-Israel sebagai perselisihan antara bangsa Yahudi dan bangsa Arab. Dalam kenyataannya, posisi Palestina menjadi posisi strategis bagi umat Islam, karena di wilayah itu terdapat berbagai tempat suci milik umat Islam sepanjang sejarahnya.

Palestina adalah milik umat Islam, bukan sekadar milik bangsa Arab saja, sebagaimana anggapan sebagian pihak umat Islam yang menganggap kasus Palestina hanya merupakan agenda bangsa Arab.

Baca Juga: Mengapa Ada Orang Pintar Tapi Kelakuannya Tidak Baik?

Sudah jelas posisi strategis Palestina bagi umat Islam. Posisi ini juga memperjelas peta konflik antara umat Islam dengan Yahudi yang sekarang bercokol di Palestina.

Umat Islam membenci Yahudi saat ini karena mereka merampas hak milik umat Islam, yaitu tanah Palestina dan mengotori tempat suci kaum Muslimin.

Maka, untuk menunaikan tanggung jawab kita terhadap perjuangan pembebasan Masjid Al-Aqsha dan kemerdekaan Palestina, tentunya hal itu dimulai dari diri sendiri, untuk mengetahui sejarah yang berkaitan dengan Palestina dan Masjid Al-Aqsha.

Untuk itu, penulis akan menguraikan sejarah singkat mengenai Palestina dan Masjid Al-Aqsha dari masa ke masa.

Baca Juga: Mengambil Ibrah dari Kisah Nabi Nuh ‘Alaihissalam (Bagian II)

palestina.gif">palestina-235x300.gif" alt="peta palestina" width="235" height="300" />Bangsa Kan’an Yang pertama mendiami Palestina

  • Sejumlah ahli arkeologi berpendapat, suku Nathofiyah adalah manusia pertama yang mendiami wilayah utara Al-Quds, wilayah pantai dan di goa-goa dekat gunung Karmel, kira-kira pada 14000 – 8000 tahun SM.
  • Pada tahun 8000 – 4500 SM, mulailah manusia mendiami satu wilayah (tidak berpindah-pindah), di Kota Jericho tahun 8000 SM tampak tanda-tanda sebagaimana para ahli perkirakan, seperti bangunan yang merupakan bangunan pertama di dunia. tetapi tidak diketahui siapa yang mendiaminya. Sementara itu, di Abu Syasyah, dekat Ramallah, tampak tanda-tanda keberadaan sejumlah suku yang mendiami wilayah tersebut, kira-kira 3500 SM.
  • Pada awal sejarah pencatatan menunjukan bahwa kabilah-kabilah Arubiyah (bangsa Kan’an, Amoriyah, Yabusiah, dan Finokiyah) adalah bangsa yang paling pertama mendiami wilayah Palestina, berdasarkan kesepakatan para ahli sejarah barat mau pun timur, yaitu kira-kira pada tahun 2500 SM. Mereka menetap di wilayah pantai dan gunung-gunung. Maka Palestina sering disebutkan sebagai “Tanah Kan’an”, karena yang mendiaminya bangsa Kan’an. Ada pun Yabusiah, mereka mendiami Kawasan Al-Quds dan membangun kota di sana yang dinamakan Kota Yabus. Dengan demikian bangsa Palestina saat ini adalah keturunan suku-suksu tersebut. Suku Kan’an membangun 119 kota. Sementara bangsa Yahudi tidak ada satu pun tanda-tanda pernah mendiami kawasan ini. sebagaimana disebutkan kitab Taurat mau pun Injil.
  • Pada tahun 2000 s/d 1200 SM, wilayah ini dipimpin Haksus. Wilayah ini bisa menyempit dan meluas, tergantung siapa yang memerintahnya. Namun, wilayahnya tak sampai keluar kawasan Syam.

Bangsa Mesir di Palestina

Pada masa 1550 – 1200 SM, bangsa Mesir menguasai Palestina. Beberapa suku tiba di Palestina. Mereka berimigrasi dari Jazirah Ejah, terutama Jazirah Keryat. Mereka mendiami selatan Palestina dan wilayah pantai antara Gaza dan Yafa dengan perintah Fir’aun di Mesir. Suku-suku ini membangun Kota PLST. Sejumlah peninggalan dan kitab suci menunjukan hal ini. Selang beberapa saat maka berubah menjadi Palestina.

Bangsa Yunani dan Romawi menamakan hal ini sebagai satu bagian dari keseluruhan. Lalu bercampurlah suku-suku yang lain. Suku asli bercampur dengan suku pendatang. Maka akhirnya orang menamakan suku ini dengan suku Palestina.

Baca Juga: Mengambil Ibrah dari Kisah Nabi Nuh ‘Alaihissalam (Bagian I)

Palestina Adalah Negeri Para Nabi

Hijrahnya Nabi Ibrahim dan Luth ke Palestina tahun 1900 SM

Nabi Ibrahim dan Nabi Luth ‘AlaihisSallam berimigrasi dari Irak ke Palestina. Sejarah dan kitab suci mencatat, Nabi Ibrahim diberi rizqi oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala berupa anak, Ismail dan Ishaq, keduanya dilahirkan di Palestina. Demikian juga dengan Nabi Ya’kub ‘AlaihisSallam dan anak-anaknya (1750 SM), semuanya tinggal di Sair Kholil (Hebron). Kemudian mereka pindah ke Mesir, setelah Nabi Yusuf menjabat sebagai bendahara negara. Sebenarnya mereka juga imigran yang datang ke Palestina, sebelumnya mereka tinggal dan menetap di Mesir.

Kemudian Nabi Ya’qub pulang ke Palestina dan meninggal di sana. Ia dimakamkan dekat bapaknya, Nabi Ishaq. Sementara itu, anak-anaknya tinggal dan menetap di Mesir, di bawah intimidasi Fira’un, hingga Allah mengutus Nabi Musa‘AlaihisSallam. Dengan demikian Yahudi tidak punya hak tinggal di Palestina, dengan alasan Nabi Ya’kub tinggal beberapa saat di Palestina.

Baca Juga: Yuk Miliki Tujuh Amalan Hati

Hijrahnya Musa ‘AlaihisSallam dan Bangsa Yahudi ke Palestina

Nabi Musa ‘AlaihisSallam berhijrah dari Mesir dan membangun kerajaan Yahudi, mereka melarikan diri dari kejaran Fir’aun. Kemudian Allah membinasakan bangsa Yahudi yang menyembah anak sapi, karena telah menyalahi perintah dari langit di Bukit Sinai (QS. Al-Baqoroh ayat 93).

Musa kemudian meninggal lalu Nabi Harun memimpin mereka tinggal di gerbang Palestina pada pertengahan abad 13 SM. Saat itu, kaum Nabi Musa menolak masuk Palestina. Setelah musuh bangsa Yahudi binasa, bangsa Yahudi dipimpin Yusa bin Nun ‘AlaihisSallam berangkat ke Yordania.

Hijrahnya Yusha bin Nun ‘AlaihisSallam dan bangsa Yahudi ke Palestina

Baca Juga: Perang Mu’tah, Aksi Militer Pertama Rasulullah SAW untuk Pembebasan Al-Aqsa

Tahun 1156 SM, orang-orang beriman di antara bangsa Yahudi berperang dengan kaum yang kejam. Mereka menang dan dapat masuk ke Jericho lalu ke Al-Quds. Setelah Yusha bin Nun meninggal bangsa Yahudi jadi terpecah-pecah. Ketika diutus kepada mereka sejumlah Nabi, mereka membunuhnya, sebagaimana disebutkan Al-Qur’an dalam surat Al-Nisa 155 dan Al-Baqoroh 61.

Kemudian bangsa Kan’an menguasai mereka dan menyiksanya. Lalu mereka minta kepada nabi mereka Samuael ‘AlaihisSallam agar Allah mengutus pada mereka seorang Malaikat. Kemudian Allah mengutus Nabi Thalut pada tahun 1525 SM. Allah mengambalikan kejayaan mereka dan dukunganya. Tahlut memimpin bangsa Yahudi yang beriman untuk berperang melawan Jalut, rajanya bangsa Kan’an, sebagaimana disebutkan surat Al-Baqoroh ayat 247-250.

Akhirnya nabi Daud dapat mengalahkan Jalut, kemudian Thalut membangun negara untuk bangsa Yahudi, berdasarkan kenabian Allah di sebagian wilayah Palestina.

Kerajaan Daud dan Sulaiman ‘AlaihisSallam

Baca Juga: Kiat Agar Selamat dari Empat Keburukan

Setelah meninggalnya Thalut tahun 1004 SM, Yahudi terpecah. Sebagian mereka mengikuti Nabi Daud, mendirikan negara dengan ibukota Kholil (Hebron). Kemudian tahun 1000 SM, Nabi Daud menyerang anak Thalut dan dapat menguasai Al-Quds serta sebagian wilayah Palestina. Lalu mereka membangun kerajaan Islam pertama bagi bangsa Yahudi tahun 995 SM. Tahun 963 SM,

Nabi Daud ‘AlaihisSallam meninggal dan digantikan oleh anaknya Sulaiman ‘AlaihisSallam. Ia memerintah bangsa Yahudi antara masa 963 hingga 923 SM.

Nabi Sulaiman kemudian memperbaharui bangunan Masjid Al-Aqsha, dan bukan membangun Haikal, sebagaimana disebutkan Taurat. Tidak ada kejelasan, tahun berapa Nabi Sulaiman membangun Haikalnya di Al-Quds. Sejumlah ahli sejarah mendustakan klaim Yahudi tentang bangunan Haikal.

Setelah wafatnya Nabi Sulaiman, bangsa Yahudi terpecah-pecah menjadi perebutan anak-anak Sulaiman ‘AlaihisSallam, tahun 923 SM. Ada yang membangun kerajaan Israel tahun 923 – 721 SM, Kerajaan Yahudi tahun 923 – 586 SM. Namun sebelumnya sudah berdiri kerajaan bangsa Arab 1600 tahun yang lalu.

Baca Juga: Mendukung Palestina: Dampak Positif dari Tindakan Sederhana

Sebagaimana disebutkan sebelumnya, dengan demikian bangsa Yahudi tidak punya hak atas Palestina, karena banga Arablah (Kan’an) yang pertama mendiami Palestina dan membangun kerajaannya di sana. Bangsa Arablah pewaris tanah Palestina dan yang menerima dakwah agama Islam.

Setelah ini, nanti akan dijelaskan bagaimana bangsa Yahudi tunduk kepada kaum penjajah umat-umat sebelumnya. (R05/P4).

Wallahu ‘alam Bisshowab 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Telaah Buku Bumi Palestina Milik Bangsa Palestina

Rekomendasi untuk Anda