Ramallah, MINA – Pemerintah Palestina telah menarik duta besarnya untuk Uni Emirat Arab (UEA) sebagai protes atas kesepakatan negara tersebut untuk melakukan normalisasi hubungan dengan Israel.
“Atas permintaan Mahmoud Abbas, kementerian luar negeri Palestina telah memutuskan untuk segera menarik duta besarnya untuk Uni Emirat Arab,” ujar Menteri Luar Negeri Palestina Riyad Al-Maliki dalam sebuah pernyataan, MEMO melaporkan.
Selain itu, menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh juru bicara resmi presiden Palestina Nabil Abu Rudeineh, Mahmoud Abbas mengecam kesepakatan tersebut.
Mengumumkan pernyataan dari luar markas Abbas di Ramallah, Tepi Barat yang diduduki, Abu Rudeineh mengatakan kesepakatan itu adalah “pengkhianatan terhadap Yerusalem, Al-Aqsa, dan perjuangan Palestina.”
Baca Juga: Puluhan Ekstremis Yahudi Serang Komandan IDF di Tepi Barat
“Baik Emirates maupun pihak lain tidak memiliki hak untuk berbicara atas nama rakyat Palestina. Kepemimpinan Palestina tidak akan mengizinkan siapa pun untuk ikut campur dalam urusan Palestina atau memutuskan atas nama mereka mengenai hak-hak sah mereka di tanah air mereka,” ujarnya.
Donald Trump pada hari Kamis (13/8) dalam mengatakan, Israel dan UEA telah sepakat untuk menormalisasi hubungan, sebuah langkah yang ia sebut untuk mencegah rencana kontroversial Israel mencaplok sebagian besar Tepi Barat yang diduduki.
Pernyataan bersama dari AS, UEA, dan Israel mengatakan “terobosan” akan mempromosikan “perdamaian di kawasan Timur Tengah dan merupakan bukti diplomasi dan visi yang berani dari tiga pemimpin,” mengacu pada Trump, Putra Mahkota Mohammed, dan Netanyahu.
Berdasarkan kesepakatan itu, Israel akan “menangguhkan” rencana untuk mencaplok bagian Tepi Barat yang diduduki “dan memfokuskan upayanya pada perluasan hubungan dengan negara lain di dunia Arab dan Muslim”.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
Kesepakatan Israel-UEA juga ditolak oleh Hamas, dengan mengatakan hal itu tidak melayani kepentingan Palestina.
“Perjanjian ini sama sekali tidak melayani kepentingan Palestina, melainkan melayani narasi Zionis. Perjanjian ini mendorong pendudukan [oleh Israel] untuk melanjutkan pengingkarannya terhadap hak-hak rakyat Palestina kami, dan bahkan melanjutkan kejahatannya terhadap rakyat kami,” kata juru bicara Hamas Hazem Qassem dalam sebuah pernyataan.
“Apa yang dibutuhkan adalah untuk mendukung perjuangan sah rakyat kami melawan pendudukan dan bukan untuk membuat kesepakatan dengan penjajah ini, dan aneksasi apapun yang akan kami hadapi oleh konfrontasi Palestina yang didukung oleh orang Arab dan internasional, dan bukan dengan menandatangani perjanjian normalisasi. dengan mereka [Israel],” tegasnya. (T/R7/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya